1. Mengapa seorang ilmuan memerlukan
pengetahuan pendekatan sistem dan
jelaskan peran model dalam teori
sistem?
Jawaban :
Pendekatan sistem adalah cara berpikir
dengan mempergunakan konsep sistem dalam objek yang ditelaah dideskripsikan
secara sistematik atau sistemik. Pendekatan sistem disebut juga berpikir
menurut sistem, berpikir menurut sistem merupakan jalan yang ditempuh untuk
mengemukakan suatu pendapat yang biasanya mengikuti suatu pola tertentu yang
logis dan berurutan.
Pendekatan sistem melibatkan penggunaan
berbagai teknik untuk mempelajari berbagai macam permasalahan (sebagai suatu
sistem), secara lebih menyeluruh daripada bagian demi bagian secara terpisah
sehingga dengan adanya pendekatan sistem kita akan mampu memecahkan masalah
lebih sistematis dan sistemik dengan tetap terfokus pada tujuan semula yang
ingin dicapai. Dengan demikian upaya pemecahan masalah didasarkan pertimbangan
bahwa masalah yang dihadapi itu diasumsikan sebagai suatu sistem, sehingga dengan
memahami sruktur, proses, umpan balik, dan karakteristik dari sistem yang
dihadapi kita akan dapat menyelesaikannya secara lebih sistematis, sistemik dan
efektif.
Sherwood (2003) menyatakan seorang
ilmuan harus mengetahui pengetahuan tentang pendekatan sistem, karena :
a. Bahwa
suatu masalah timbul karena adanya lebih dari satu sebab atau situasi, sehingga
diperlukan beberapa alternative pemecahan masalah yang potensial yang perlu
dipertimbangkan
b. Bila kita
ingin memahami suatu sistem, termasuk untuk bisa memprediksi perilakunya, maka
kita perlu mempelajari sistem secara keseluruhan. Bila kita pelajari bagian
demi bagiannya secara terpisah ini sama saja mengabaikan keterkaitan dari
bagian-bagian yang ada dalam sistem itu akibatnya kita tidak akan dapat
memahami perlakuan dari sistem itu secara utuh
c. Demikian
pula bila kita ingin mempengaruhi atau mengendalikan perilaku suatu sistem,
maka kita harus bertindak di atas sistem itu secara keseluruhan. Bila kita
melakukan tindakan hanya kepada salah satu bagiannya jangan berharap bahwa
dampak tindakan kita tadi tidak akan mempengaruhi kepada bagian yang lain,
karena sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan.
d. Berpikir
sistemik akan membantu seorang ilmuan untuk berpikir secara menyeluruh
(holistic) dalam menghadapi situasi-situasi yang kompleks. Berpikir sistem akan
dapat memberikan kemampuan melihat kejadian-kejadian individual dalam konteks
yang lebih besar dimana kejadian tadi merupakan salah satu bagian dari suatu
permasalahan yang lebih besar, dan memahami hubungan antara kejadian-kejadian
yang satu dengan yang lain yang kelihatannya terpisah dalam ruang dan waktunya.
Model adalah rancangan struktur dalam bentuk kecil yang
dapat diperbanyak dan dikembangkan yang merupakan penyederhanaan suatu sistem,
Model seringkali dipergunakan untuk mempelajari sistem. Input atau masukan
adalah kekuatan yang diperoleh dari lingkungan yang mempengaruhi sistem
politik. Lingkungan ( environment ) adalah semua kondisi atau keadaan yang
dianggap sebagai eksternalitas terhadap lingkup sistem politik. Sistem politik
adalah kelompok dari struktur dan proses yang saling berkaitan yang mempunyai
kewenangan dalam mengalokasikan nilai – nilai untuk suatu kelompok masyarakat.
Output atau keluaran adalah alokasi nilai yang otoritatif dari suatu sistem,
yang merupakan kebijakan publik.
Teori Sistem ini menggambarkan kebijakan publik sebagai
suatu output dari sistem politik. Konsep
Sistem di sini menunjukkan adanya serangkaian institusi dan aktivitas dalam
masyarakat yang dapat diidentifikasi yang berfungsi mentransformasi permintaan
( demand ) kedalam keputusan otoritatif
yang memerlukan dukungan ( support ) dari keseluruhan masyarakat.
Konsep sistem juga menunjukkan bahwa elemen dalam sistem
saling terkait, bahwa sistem dapat merespon terhadap kekuatan di dalam
lingkungannya untuk menjaga keberlangsungan sistem itu sendiri. Permintaan
terjadi manakala individu atau kelompok merespon terhadap jkondisi lingkungan
yang nyata atau dianggap nyata, untuk mempengaruhi kebijakan publik. Dukungan (
support ) ada manakala individual atau kelompok menerima outcome dari
pemilihan, menaati hukum, membayar pajak, dans ecara umum setuju terhadap
keputusan politik. Jadi sistem akan bisa
berlangsung terus manakala ia :
• Menghasilkan
output yang memuaskan
• Berakar
dalam terhadap sistem itu sendiri
• Menggunakan
atau mengancam untuk menggunakan
kekuatannya terhadap masyarakat.
2. Jelaskan
perbedaan dan persamaan pemikiran system dengan berfikir ilmiah, serta berikan
contohnya!
Pemikiran sistem merupakan pengembangan pemikiran linier.
Pada pemikiran sistem loop dan feedback merupakan ciri utama pemikiran sistem.
Pada sistem yang lebih lanjut terjadi alur-alur yang bersifat paralel. Pada
sistem yang bersifat linier, alur bersifat satu arah, terdapat titik awal dan
titik akhir, proses penguatan (augmenting) dan pelemahan yang terjadi dalam
sistem tidak dapat terdeteksi. Gambar di bawah menunjukkan pembedaan antara
proses yang bersifat linier dan proses yang bersifat diatermik.
Dalam membahas pengetahuan ilmiah, kegiatan berfikir belum
dapat dimasukkan sebagai bagian dari kegiatan ilmiah, kecuali ia memenuhi
beberapa persyaratan tertentu yang disebut sebagai pola fikir. Berfikir dengan
mendasarkan pada kerangka fikir tertentu inilah yang disebut sebagai penalaran
atau kegiatan berfikir ilmiah. Dengan demikian tidak semua kegiatan berfikir
dapat dikategorikan sebagai kegiatan berfikir ilmiah, dan begitu pula kegiatan
penalaran atau suatu berfikir ilmiah tidak sama dengan berfikir.
Contoh :Ketika anak batitanya mengambil sebuah pisau,
seorang ibu langsung berusaha untuk mengambil sebilah pisau dari si anak,
karena sang Ibu berfikir pisau dapat membahayakan si anak. Kegiatan berfikir
sang ibu belum dapat dikategorikan sebagai kegiatan ilmiah karena ibu hanya
mengira-ngira atau mempergunakan perasaan dalam kegiatan berfikirnya. Berbeda
dengan seorang mahasiswa psikologi yang dengan sengaja memberikan sebilah pisau
kepada anak batita dalam rangka untuk mengetahui bagaimana sistem reflek si
batita dalam mempergunakan pisau. Mahasiswa memiliki alasan yang jelas yakni
ingin mendapatkan pengetahuan tentang kemampuan seorang anak kecil, sehingga
memungkinkan kegiatannya disebut berfikir ilmiah. Lalu apa saja yang
memungkinkan kegiatan mahasiswa psikologi disebut sebagai berfikir ilmiah?
Pertama, perlu dipahami bahwa kegiatan penalaran adalah
proses berfikir yang membuahkan sebuah pengetahuan. Selain itu, melalui proses
penalaran atau berfikir ilmiah berusaha mendapatkan sebuah kebenaran. Untuk
mendapatkan sebuah kebenaran, kegiatan penalaran harus memehuni dua persyaratan
penting, yakni logis dan analitis.
Syarat pertama adalah logis, dengan kata lain kegiatan
berfikir ilmiah harus mengikuti suatu aturan atau memenuhi pola pikir (logika)
tertentu. Kegiatan penalaran yang digunakan si mahasiswa disebut logis karena
ia memehuni suatu pola fikir induktifis atau pola fikir dengan menggunakan
observasi individual untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih general, dengan
cara mengamati refleks si batita ketika diberikan sebilah pisau. Syarat kedua
bagi kegiatan penalaran adalah analitis, atau melibatkan suatu analisa dengan
menggunakan pola fikir (logika) tersebut
di atas. Ini berarti, jika si mahasiswa psikologi hanya melihat si anak saat
diberikan sebilah pisau tanpa melakukan analisa apa yang terjadi setelah itu
dan tidak menggunakan pola fikir induktifisme dalam analisanya, maka
kegiatannya itu belum dapat disebut sebagai sebuah penalaran atau kegiatan
berfikir ilmiah.
3. Jika suatu sekolah selalu disoroti masyarakat karena
kualitasnya rendah pada tahun 2004, dan anda sebagai perencana diajak untuk
meningkatkan kualitas sekolah tersebut agar bisa menjadi sekolah unggulan pada
tahun 2009. Jelaskan upaya apa yang bisa anda lakukan agar hal tersebut menjadi
kenyataan, anda diminta menggunakan pendekatan konsep sistem dalam
mengatasinya!
Jawaban :
Rendahnya kualitas suatu sekolah menjadi permasalahan umum
yang banyak dihadapi oleh para kepala sekolah dan tenaga pendidiknya. Dalam
kasus ini apabila saya sebagai perancang sekolah tersebut, maka berpikir secara
sistemik menjadi pokok permasalahan yang harus dipecahkan. Apakah rendahnya
kualitas disebabkan fasilitas dan infrastruktur yang tidak memadai, atau memang
sumber daya manusia (SDM) sekolah yang harus dibenahi, karena secara fasilitas
dan infrastruktur sudah sangat bagus.
Disini, saya mencoba mengawali problem solver-nya melalui model pendekatan
sistem versi Kaufman.
Dalam metode ini, input merupakan bahan mentah atau sumber
daya. Dalam mengatasi masalah diatas, kita mencoba melihat input atau
siswa-siswa yang masuk di sekolah tersebut. Apakah siapa saja bisa masuk, tanpa
proses penyaringan kemampuan awal ? Sehingga perlu dirumuskan ulang beberapa
hal berikut :
• Proses
seleksi kemampuan
• Seleksi
minat dan bakat
• Menganalisa
kemampuan awal siswa (entry behavior)
Proses adalah
subsistem organisasi yang mentransformasikan input menjadi produk. Proses
disini adalah belajar mengajar antara guru dan siswa. Bagaimana PBM berlangsung
? apakah telah dilakukan oleh para guru yang profesional dan kompeten ? apakah
sudah terjadi keseimbangan antar komponen pelaksana pendidikan dalam PBM?
Produk merupakan hasil transformasi dari input yang masih
berupa output tahap awal. Produk adalah
yang telah diberikan seperangkat pembelajaran yang siap untuk
diaplikasikan. Idealnya setiap siswa yang telah menyelesaikan seperangkat
pembelajaran akan mampu mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya sesuai dengan
bidang masing-masing. Namun jika terjadi kendala, maka harus dilakukan
analisis.
Output adalah hasil akhir dari proses, yakni siswa yang
kompeten itu sendiri. Sedangkan outcome adalah dampak yang diterima oleh sistem
dari outputnya atau tanggapan atau reaksi pengguna atau lingkungannya kepada
output dari sistem, misalnya rasa puas atau kecewa dari para orang tua siswa,
manfaat atau kerugian kepada masyarakat. Perspektif yang hanya mencakup dari
input sampai output, dianggap baru bersifat komprehensif, sedangkan perspektif
yang holistik harus mencakup mulai dari input sampai dengan outcome.
Sedangkan proses pembenahan melalui analisi visi-misi, dan
fungsi sekolah sebagai berikut :
A. Menentukan Tujuan Program
1. Visi
• Berkualitas
dan berpretasi
• Bermoral
dan berakhlak
• Terampil
dalam kemandirian dan seni
2. Misi
• Melaksanakan
proses pembelajaran secara efektif
• Membantu
siswa untuk menemukan bakat yang ada dalam dirinya
• Mengembangkan
seluruh kemampuan siswa yang dapat membangun
kreativitasnya
• Membantu
siswa untuk membentuk kepribadian beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
3. Tujuan Sekolah
• Mengoptimalkan
daya guna Perpustakaan Sekolah.
• Memaksimalkan
sistem pendataan/administrasi sekolah
• Memperlancar
program kerja Gugus Depan (Gudep) SMA
• Mengefektifkan
pelaksanaan kegiatan Ekstra kurikuler
B. Identifikasi Fungsi Sasaran
C. Analisis program
dari alternatif-alternatif dari segi
efektif dan efisiensi.
Analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Treathment)
sebagai analisis singkat kesiapan fungsi
Sasaran ke : A. Siswa-siswi
B.
Guru dan pegawai
D. Alternatif Yang
Paling Efektif Dan Efisien, Mengidentifikasi
Kegiatan Kegiatan Yang Akan Dilakukan,
Gambaran Dalam Jaringan Kerja Mulai Persiapan Sampai Selesai, Serta Waktu Setiap Kegiatan.
1. Alternatif
langkah-langkah pemecahan persoalan
a. Peningkatan
kompetensi guru
• Pendaataan
guru mata pelajaran
• Memotifasi
guru untuk meningkatkan prestasi
• Mempersiapkan
sumber pustaka untuk kepentingan guru
• Mengoptimalkan
kinerja guru
b. Penyusunan
silabus
• Menyusun
daftar mata pelajaran
• Mendata
guru setiap mata pelajaran
• Melengkapi
sarana dan prasarana
• Mendatangkan
tutor dari dinas pendidikan
• Pelaksanaan
kegiatan
c. Penyusunan
perangkat penilaian berbasis kopetensi
• Menyusun
daftar mata pelajaran
• Menata
guru setiap mata pelajaran
• Melengkapi
sarana dan prasarana
• Mendatangkan
tutor dari dinas pendidikan
• Pelaksanaan
kegiatan
2. Rencana dan
program peningkatan mutu
Program Kerja I
Sasaran 1 : Meningkatkan kemampuan setiap guru di dalam
program belajar mengajar
Rencana 1 : Peningkatan Kompetensi Mutu
Rincian Program :
a. Pendataan
guru mata pelajaran
b. Motivasi
guru untuk meningkatkan prestasi
c. Mempersiapkan
sumber pusaka untuk kepentingan guru
d. Mengoptimalkan
kerja guru.
Program Kerja II
Sasaran : Semua guru mampu menysun silabus
Rencana : Penyusunan silabus
Rincian program
:
a. Menyusun
daftar mata pelajaran
b. Mendata
guru setiap mata pelajaran
c. Melengkapi
sarana dan prasarana
d. Mendatangkan
tutor dari dinas pendidikan
e. Pelaksanaan
kegiatan
Program kerja III
Sasaran : Semua guru dapat menyusun perangkat penilaian
berbasis kompetensi
Rencana : Penyusunan perangkat penilaian berbasis kopetensi
Rincian program :
1. Pengadaan guru
mata pelajaran
2. Pengelompokan
guru mata pelajaran
3. Penyusunan
program
4. Melengkapi
sarana dan prasarana
5. Pelaksanaan
kegiatan MGMP
Program kerja
IV
Sasaran : Fasilitas Guru MGMP
Rencana : Memfasilitasi MGMP
Rincian
Program :
1. Pendataan guru
mata pelajaran
2. Pengelompokan
guru mata pelajaran
3. Menyusun
program
4. Melengkapi
sarana dan prasarana
5. Melaksanakan
kegiatan MGMP
Program kerja
V
Sasaran : dan para guru
Rencana : Menumbuh kembangkan kreatifitas siswa
Rincian program
:
1. Pendataan
siswa
2. Tempat
pelatihan
3. Pendataan guru
pembimbing
4. Pembuatan
jadwal pelaksanaan
5. Melengkapi
sarana dan prasarana
6. Pelaksanaan
kegiatan
Program kerja VI
Sasaran : Perpustakaan sekolah
Rencana : Pengadaan ruang perpustakaan
Rincian program
:
1. Bentuk / model
perpustakaan
2. Pengadaan
bahan bahan bangunan
3. Menyusun
jadwal kerja
4. Menetapkan
upah kerja
5. Pelaksanaan
kerja.
4. Mengapa kita perlu melakukan analisis misi dan fungsi,
dan apa hubungannya dengan pendekatan system ?
Jawaban :
Dalam bidang pendidikan, seringkali masalah-masalah
diidentifikasi dalam bentuk global sehingga menyulitkan pemecahannya. Keadaan
ini tentunya hanya memberikan jawaban yang umum dan mungkin tidak dapat
menyentuh masalah sebenarnya. Proses yang dapat menjawab masalah ini adalah
dengan menguraikan masalah global tersebut secara terperinci dan terfokus.
Pemecahan masalah akan lebih efisien dan efektif lagi apabila masalah diuraikan
dengan skala prioritas untuk diseleksi dan dianalisis.
Setiap masalah yang diseleksi, dipecahkan, dan hasil
pemecahan yang diimplementasikan akan membantu untuk pencapaian tujuan suatu
sistem. Dengan memandang upaya menganalisis masalah ini sebagai bagian dari
penyelesaian masalah, maka perlu dilakukan sistem analisis secara umum dan
analisis misi secara khusus supaya dapat menyelesaikannya dengan terperinci dan
terfokus.
A. Misi
Misi adalah keseluruhan aktivitas, masukan, keluaran atau
hasil; merupakan hal yang komplit atau hal yang dapat merubah kondisi sesuatu
atau seseorang, menjadi sempurna. Analisis misi adalah suatu penentuan “kemana
tujuan kita", “bagaimana kita akan tahu bahwa kita telah sampai pada
tujuan , “dan” “apa langkah-langkah yang harus diambil untuk sampai pada
tujuan”.
Panduan misi adalah penggunaan seluruh waktu, sumber daya
fisik, dan personel. Setiap kali dolar
dihabiskan, atau setiap kali seseorang melakukan suatu tugas, atau sumber daya
fisik yang dikeluarkan, maka ada kesempatan yang hilang Dengan kata lain,
sumber daya digunakan untuk melakukan beberapa jenis pekerjaan lain. Tujuan
dari misi subsistem adalah untuk memastikan bahwa setiap dolar yang
dikeluarkan, setiap tugas dikerjakan, dan setiap sumber daya yang dikeluarkan
memberi kontribusi lebih dikeluarkan untuk tujuan nyata (misi) dari sistem
daripada jika itu telah dihabiskan dengan cara lain.
Dalam melakukan perencanaan pendidikan, seorang perencana
harus secara konsisten mengembangkannya berdasarkan data analisis yang telah
diperoleh, dan perencana harus yakin bahwa data yang diperoleh harus lengkap,
benar, teliti,dan up to date. Hal ini sangat penting bagi suatu Analis Sistem.
Sebelum dijelaskan lebih jauh tentang Analisa Misi , maka perlu diketahui terlebih dahulu pengertian Visi.
Visi adalah suatu cita-cita yang menjadi harapan sekolah;
atau dapat diartikan visi adalah suatu impian yang ingin dicapai oleh
sekolah. Visi juga dapat dilihat sebagai
pandangan ke depan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Berorientasi
ke masa depan yang lebih baik, bukan “status quo”
2. Antisipasi
tentang kecenderungan perkembangan sejarah, budaya, dan nilai-nilai yang dianut
organisasi
3. Keunikan
(kekhasan) dan kompetensi yang ditonjolkan
4. Standar
keunggulan, mewujudkan cita-cita yang tinggi da ambisi yang kuat
5. Rangsangan
inspirasi, antuasiasme, dan komitmen
6. Kejalan
atau sebagai arah untuk mencapai tujuan
Untuk lebih jelasnya terkait dengan upaya pembentukan visi
ini, Beare et.al. (1993) menawarkan beberapa pedoman dalam pembentukan visi,
yaitu:
1. Visi
seorang pemimpin sekolah mencakup gambaran tentang masa depan sekolah yang
diinginkan.
2. Visi akan
membentuk pandangan pemimpin sekolah tentang apa yang menyebabkan keutamaan
atau keunggulan sekolah.
3. Visi
seorang pemimpin sekolah juga mencakup gambaran masa depan sekolah yang
diinginkan di mata sekolah lain dan masyarakat secara umum.
4. Visi
seorang pemimpin juga mencakup gambaran proses perubahan yang diinginkan
berdasarkan masa depan terbaik yang hendak dicapai.
5. Masing-masing
aspek visi pendidikan dalam sekolah merefleksikan asumsi-asumsi, nilai-nilai,
dan keyakinan-keyakinan yang berbeda-beda tentang (a) watak dan sifat manusia;
(b) tujuan pendidikan dalam sekolah; (c) peran pemerintah, keluarga, masyarakat
terhadap pendidikan dalam sekolah; (d) pendekatan-pendekatan dalam pengajaran
dan pembelajaran; dan (e) pendekatan-pendekatan terhadap manajemen perubahan.
Secara sederhana, misi dapat dipandang sebagai suatu rumusan
tugas, kewajiban dan wewenang organisasi dalam rangka pengembangan sumberdaya
manusia dan pengembangan bidang ilmu serta dalam rangkan pengabdian diri pada
sekolah. Rumusan misi biasanya
didasarkan pada Visi Organisasi. Misi
sekolah dapat dilihat sebagai tindakan merealisasikan visi sekolah yang telah
dirumuskan. Misi sekolah harus mampu
mengakomodasikan semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah, untuk
itu misi merupakan rumusan tindakan untuk memenuhi semua kepentingan kelompok
yang terkait dengan sekolah. Rumusan misi harus selalu berhubungan dengan tugas
pokok dan fungsi yang harus diemban oleh kepala sekolah, kelompok masyarakat
yang berkepentingan, dan instansi terkait dengan sekolah
B. Elemen Analisis Misi
Analisis misi mempunyai dua elemen penting, yaitu:
a. Objektif
Misi dan pengembangan syarat tercapai target
b. Profil
Misi
Dibawah ini akan dijelaskan arti dan prosedur penerapan
kedua elemen tersebut.
a. Objektif Misi
Objektif misi adalah persyaratan yang sangat tepat dalam
pelaksanaan analisis misi karena hasilnya akan lebih spesifik. Objektif misi
mempunyai tujuan untuk memenuhi suatu kebutuhan. Maksud dari pembuatan objektif
misi ini adalah untuk menterjemahkan suatu maksud ke dalam suatu pernyataan
tentang hasil (mission, outcomes).
Dengan demikian, objektif misi merupakan proses pelaksanaan
yang nyata dan memberikan spesifikasi hasil secara kuantitaf. Perlu diingat
bahwa objektif misi berhubungan dengan produk, keluaran atau hasil. Karena itu
suatu objektif misi harus dapat menerangkan persyaratan yang diharapkan :
1. Apa hasil atau pelaksanaan yang dapat
ditunjukkan?
2. Siapa dan apa yang akan menunjukkan hasil
atau pelaksanaanya?
3. Dalam kondisi yang bagaiamana hasil atau
pelaksanaan ditunjukkan?
4. Apa kriteria khusus yang digunakan untuk
menyatakan hasil atau pelaksaan anya
telah tercapai?
5. Tidak ada terjadi kesalahpahaman terhadap
yang akan diselesaikan.
Perlu diketahui bahwa objektif misi memiliki ciri-ciri yaitu
:
1. Harus dapat dimengerti oleh setiap
pelaksana tugas dan penilai
2. Semua dari syarat-syarat untuk hasil
harus berisi dasar untuk penilaian.
3. Harus dapat diukur, valid, dan tidak
membingungkan atau meragukan.
Syarat tercapainya target
Syarat tercapainya target haruslah memenuhi
kriteria-kriteria yang mengarah kepada suatu tujuan dan keberhasilan yang dapat
diukur dengan berpedoman pada fungsi dan kegunaannya, hasil, tujuan, batasan,
atau aturan-atuaran untuk pengembangan hasil. Semua kriteria-kriteria itu dapat
mencakup kategori bagaimana produk harus dilaksanakan, dalam keadaan apa tugas
harus dilaksanakan, ciri-ciri produk, spesifikasi, dan batasan hasil serta pengembangan
produk.
Dengan demikian, untuk menyatakan tercapainya suatu target
dalam sebuah misi haruslah memenuhi spesifikasi yang tepat dipakai untuk
mengukur/menilai berhasil tidaknya misi. Spesifikasi tersebut antara lain :
1. Spesifikasi-spesifikasi
yang menyatakan criteria yang dipakai untuk mengukur hasil akhir misi.
2. Spesifikasi-spesifikasi
yang menyatakan konteks atau syarat dengan mana produk dihasilakn, seperti
misalnya lingkungan, biaya, personalia, dan sebagainya.
Halangan atau rintangan
Tantangan dan hambatan dapat diatasi dengan beberapa cara :
1. Mungkin
kita dapat merubah objektif misi atau persyaratan tercapainy a target.
2. Mungkin
kita dapat menyingkirkan halangan itu dengan mengadakan cara baru atau cara
yang berlainan untuk memenuhi persyaratan.
3. mencari
“kompromi” yang berhubungan dengan persyaratan pencapaian target.
4. mungkin
untuk tidak melanjutkannya.
5. Gambar berikut ini memberi makna seribu kata.
Anda diminta untuk menganalisis misi dan fungsi dari gambar tersebut
(identifikasikan faktor penyebab masalah dan upaya mengatasinya)
Jawabannya :
Faktor penyebab masalah adalah :
Buruknya fasilitas dan sistem infrastruktur yang mendukung
proses penyelenggaraan pendidikan.
Solusi pemecahan :
Merekonstruksi dan
membangun infrasturktur baru dengan bantuan program PNPM peduli sekolah atau
program bantuan dana pendidikan lainnya, kemudian penetapan visi, misi, analisis
fungsi sekolal tersebut”
Secara konseptual perbedaan antara analisis misi dan
analisis fungsi adalah sebagai berikut:
Analisis misi
|
Adalah suatu proses yang didasarkan pada perencanaan yang
dapat dilakukan untuk melihat jauh ke depan, mengantisipasi berbagai kejadian,
mempersiapkan berbagai peluang, menyusun peta kegiatan secara berurutan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun perencanaan yang dimaksud adalah proses
sistematis untuk mengambil keputusan tentang apa yang dilaksanakan, mengapa
dilaksanakan, bagaimana melaksanakan, sumber daya yang terlihat, tujuan yang
hendak dicapai dan rentang waktu yang dibutuhkan serta segala resiko dan
kemungkinan terjadi.
|
Analisis fungsi
|
adalah proses pemecahan sesuatu dalam beberapa bagian
komponen untuk diidentifikasi guna mengetahui kontribusi masing-masing komponen
dalam mencapai suatu tujuan. Atau dengan kata lain analisis fungsi dilakukan
sebagai suatu proses evaluasi dalam pelaksanaan kegiatan suatu sistem melalui
proses analisis. Analisis fungsi ini dapat dilakukan dalam suatu sistem yang
membutuhkan penambahan ataupun peningkatan dalam pencapaian suatu tujuan.
|
No comments:
Post a Comment