Mp3

MAKALAH INDIVIDU PAK EFENDI-1


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan , keterampilan dan nilai nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat melibatkan 2 pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator . yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran adalah terjadinya proses belajar. Sebab sesuatu dikatakan hasil belajar kalau memenuhi beberapa ciri yaitu pertama Belajar sifatnya disadari , dalam hal ini siswa merasa bahwa dirinya sedang belajar , timbul dalam dirinya motivasi – motivasi untuk memiliki pengetahuan yang diharapkan sehingga tahapan tahapan dalam belajar sampai pengetahuan itu dimiliki secara permanen (retensi ) betul betul disadari sepenuhnya.


Kedua hasil belajar diperoleh dengan  adanya proses , dalam hal ini pengetahuan diperoleh tidak secara spontanitas , instan namun bertahap ( sequensial ). Seorang anak bisa membaca tentu tidak diperoleh hanya dalam waktu sesaat namun berproses cukup lama , kemampuan membaca diawali dengan mengeja , mengenal huruf , kata dan kalimat. Seseorang yang tiba –tiba memiliki kecakapan seperti lari dengan kecepatan tinggi karena akibat doping, bukanlah hasil dari kegiatan belajar, namun efek dari obat atau zat kimia yang dikonsumsinya. Ketiga Belajar membutuhkan interaksi , khususnya interaksi yang sifatnya manusiawi. Seorang siswa akan lebih cepat memiliki pengetahuan karena bantuan dari guru, pelatih atau instruktur. Dalam hal ini terjadi komunikasi dua arah anatara siswa dan guru.

Komunikasi merupakan sistem yang didalamnya terdapat beberapa komponen yang terlibat, diantaranya komunikator, komunikan, chanel, message, feedback dan noise/barier. Pesan yang disampaikan komunikator diteruskan oleh saluran atau chanel sampai ke komunikan sebagai penerima pesan. Diphami atau tidaknya sebuah pesan oleh komunikan tergantung dari feedback yang diberikan oleh komunikan. feedback positif menunjukkan bahwa pesan dipahami dengan baik , sebaliknya feedback negatif menunjukkan pesan mungkin saja tidak diphami dengan benar. Untuk membantu penyampaian pesan ini diperlukan saluran berupa media pembelajaran .

B.Rumusan Masalah
1. Apakah hakikat komunikasi ?
2. Bagaimana pembelajaran sebagai proses komunikasi ?
3. Bagaimana penggunaan media dalam pembelajaran ?

C.Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui hakikat komunikasi
2. Untuk mengetahui bagaimana pembelajaran sebagai proses
3. Untuk menggetahui bagaimana penggunaan media dalam pembelajaran

BAB II
PEMBAHASAN

1. Hakikat Komunikasi
Wilbur Schramm mengatakan bahwa komunikasi adalah sebagai berikut : “today we might define communication simply by saying that it is the sharing of an orientation toward a set of informational signs”. Dari apa yang dikemukakan oleh Schramm di atas dapat dikatakan bahwa hakikat komunikasi adalah penyampaian pesan dengan menggunakan lambang (simbol) tertentu, baik verbal maupun non verbal, dengan tujuan agar pesan tersebut dapat diterima oleh penerima (audience). Dengan demikian hakikat komunikasi adalah “sharing” yang artinya pesan yang disampaikan sumber dapat menjadi milik penerima, atau dalam dunia pendidikan dan pembelajaran dikatakan agar pesan pembelajaran yang disampaikan guru dapat diserap oleh murid-muridnya.
Proses belajar-pembelajaran dapat dipandang sebagai suatu proses komunikasi dengan pengertian bahwa pesan pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diterima (diserap) dengan baik atau dapat dikatakan menjadi “milik” murid-murid. Schramm mengingatkan bahwa untuk dapat mencapai “sharing” antara sumber dan penerima atas pesan yang disampaikan, perlu adanya keserupaan atau kemiripan medan pengalaman sumber dan medan pengalaman penerima. Ini dimaksudkan agar lambang yang digunakan oleh sumber benar-benar dapat dimengerti oleh murid-murid (penerima), karena sumber dan penerima mempunyai medan pengalaman yang serupa atau hampir sama. Apabila lambang yang digunakan sumber terlalu sulit bagi daya tangkap penerima, maka sharing yang diinginkan jauh dari tercapai. Guru haruslah selalu menyadari akan hal ini, yaitu bahwa di dalam melaksanakan kegiatan belajar dan pembelajaran, sesungguhnya dia sedang melaksanakan kegiatan komunikasi. Oleh karenanya guru harus selalu memilih dan menggunakan kata-kata yang berada dalam jangkauan/medan pengalaman murid-muridnya, agar dapat dimengerti dengan baik oleh mereka, sehingga pesan pembelajaran yang disampaikan dapat di-shared (diterima, dimiliki) oleh murid-murid dengan baik. Hal ini lebih-lebih lagi sangat berlaku apabila guru atau instruktur menggunakan metode ceramah (lecture method) dalam melaksanakan pembelajaran.
Harus selalu disadari para guru bahwa kegiatan komunikasi atau pembelajaran yang dilakukan adalah kegiatan yang hanya memberikan pengalaman tidak langsung (vicarious experiences) kepada murid-murid, karena menggunakan lambang-lambang (terutama lambang verbal) untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Sebab itu lambang verbal yang bersifat amat abstrak yang digunakan harus digunakan dengan ekstra hati-hati, diantaranya dengan memilih lambang verbal yang dapat dipastikan dapat dimengerti dengan baik oleh murid-murid, sehingga dapat diterima dan di-shared antara guru dan murid dengan sebaik-baiknya.

Kegiatan “encoding” dan “decoding” dalam proses belajar-pembelajaran
Dalam setiap kegiatan komunikasi terdapat dua macam kegiatan yaitu “encoding” dan “decoding”. Encoding adalah kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan lambang-lambang yang akan digunakan dalam kegiatan komunikasi oleh komunikator (oleh guru dalam kegiatan pembelajaran). Terdapat dua persyaratan yang harus diperhatikan untuk melakukan kegiatan “encoding” ini yaitu :

1. dapat mengungkapkan pesan yang akan disampaikan ; dan
2. sesuai dengan medan pengalaman audience atau penerima, sehingga memudahkan penerima didalam menerima isi pesan yang disampaikan.
Salah satu kemampuan profesional seorang guru adalah kemampuan melakukan kegiatan “encoding” dengan tepat, sehingga murid-murid memperoleh kemudahan di dalam menerima dan mengerti materi/bahan pelajaran yang merupakan pesan pembelajaran yang disampaikan guru kepada murid.
Sedang kegiatan “decoding” adalah kegiatan dalam komunikasi yang dilaksanakan oleh penerima (audience, murid), dimana penerima berusaha menangkap makna pesan yang disampaikan melalui lambang-lambang oleh sumber melalui kegiatan encoding di atas. Seperti telah dikemukakan di atas bahwa kagiatan “decoding” ini sangat ditentukan oleh keadaan medan pengalaman penerima sendiri. Keberhasilan penerima di dalam proses “decoding” ini sangat ditentukan oleh kepiawaian sumber di dalam proses “encoding” yang dilakukan, yaitu di dalam memahami latar belakang pengalaman, kemampuan, kecerdasan, minat dan lain-lain dari penerima. Adalah sama sekali keliru apabila di dalam proses komunikasi sumber melakukan proses “encoding” berdasarkan pada kemauan dan pertimbangan pribadi tanpa memperhatikan hal-hal yang terdapat pada diri penerima seperti yang sudah disebutkan di atas, yang dalam hal ini terutama adalah medan pengalaman mereka.
             Peranan Alat Peraga dan Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Pembelajaran.
Telah dikatakan di atas bahwa komunikasi (termasuk proses atau kegiatan pembelajaran) dilaksanakan dengan menggunakan lambang-lambang, (symbols), terutama adalah lambang verbal (kata-kata, bahasa). Keuntungan terbesar lambang verbal dalam proses komunikasi (termasuk pembelajaran) adalah sumber dapat memilih lambang secara tidak terbatas untuk menyampaikan pesan kepada penerima, sehingga sumber dapat dengan mudah menyampaikan pesan yang tidak terbatas pula kepada penerima. Berbeda dengan lambang yang lain seperti gambar-gambar, tanda atau isyarat yang hanya mempunyai kemampuan yang terbatas untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu kepada penerima. Misalnya untuk menyampaikan pesan yang berkaitan dengan pindah rumah, pindah pekerjaan, memberikan berbagai nasihat, apalagi menyampaikan pesan pembelajaran dalam berbagai bidang studi, tentu saja sangat sulit apabila digunakan lambang-lambang nonverbal.
Namun demikian penggunaan lambang verbal dalam kegiatan komunikasi mempunyai juga keterbatasan atau kekurangan yang harus selalu diperhatikan oleh sumber atau guru sebagai komunikator, yaitu bahwa lambang verbal bersifat abstrak, atau jika menurut kerucut pengalaman (cone of experience) Edgar Dale lambang verbal memberikan pengalaman yang paling abstrak, jika dibandingkan dengan penggunaan lambang visual, gambar diam (still pictures), film dan televisi, penggunaan metode pameran (exhibit), karya wisata, demonstrasi, dramatisasi, pengalaman tiruan (contrived experiences) dan pengalaman langsung.
Oleh karena itu dalam rangka mencapai “sharing” yang diinginkan dalam setiap kegiatan komunikasi (termasuk proses pembelajaran), guru harus selalu menyadari terhadap sifat dan karakteristik yang merupakan kekurangan utama penggunaan lambang verbal yaitu memberikan pengalaman yang paling abstrak, sehingga dapat memberikan hambatan (noise) bagi murid untuk menerima pesan yang disampaikan.
Salah satu cara untuk mengatasi hambatan tersebut, yaitu agar penyampaian pesan pembelajaran dilakukan dengan lebih konkrit dan jelas, selain dengan memilih lambang verbal yang berada di medan pengalaman murid, misalnya dengan menggunakan alat peraga dan media pembelajaran, seperti chart, diagram, grafik (visual symbols), gambar diam (still pictures), model dan “real objects”, film , pita/kaset video, VCD, DVD, dan sebagainya.
Media pembelajaran dapat digunakan dalam dua macam cara dalam proses belajar-pembelajaran, yaitu :
(1) Sebagai alat peraga atau alat bantu pembelajaran ; yang dimaksud disini adalah bahwa alat peraga digunakan oleh guru untuk menjelaskan materi pelajaran yang disampaikan kepada murid-murid. Materi yang disampaikan ke murid menjadi bertambah jelas dan konkrit, hingga membuat murid menjadi bertambah mengerti apa yang disampaikan oleh guru. Dengan demikian “sharing” yang diinginkan dalam setiap kegiatan komunikasi (termasuk komunikasi dalam proses belajar-pembelajaran) dapat dicapai. Sebenarnya pentingnya penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran ini adalah merupakan akibat suatu gerakan pada tahun 1920-an di Amerika Serikat yang diberi nama “Visual Instruction” yang dilanjutkan dengan “Audio Visual Instruction Movement” yang mengajak para pendidik untuk menggunakan gambar, chart, diagram dan semacamnya bahkan sampai benda-banda yang nyata dalam proses pembelajaran agar pembelajaran menjadi lebih konkrit untuk dimengerti oleh murid-murid.
(2) Cara kedua, pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar dan pembelajaran adalah sebagai sarana atau saluran komunikasi. Media atau alat peraga dapat berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pesan pembelajaran, dalam hal ini terutama oleh media belajar mandiri (self instructional materials), seperti modul, Computer Assisted Instruction (CAI) dan sebagainya. Oleh adanya kemampuan sebagai sarana atau saluran komunikasi ini, maka dapat dilaksanakan inovasi dalam jaringan belajar, yaitu apa yang disebut dengan sekolah terbuka, misalnya Universitas Terbuka (UT), SMP/SMA terbuka, BJJ (Belajar Jarak Jauh) dan sebagainya. Pada hakikatnya sekolah terbuka ini memanfaatkan penggunaan media belajar mandiri (self instructional materials) untuk melaksanakan kegiatan belajar siswa dengan bimbingan yang minimal dari guru pembimbing.
Oleh karena penyelenggaraan kegiatan pembelajaran secara tatap muka masih cukup dominan dalam sistem pendidikan di manapun juga, termasuk di Indonesia, maka cara yang pertama penggunaan media pembelajaran, yaitu sebagai alat bantu belajar dan pembelajaran agar penyampaian pesan pembelajaran menjadi bertambah jelas dan konkrit, patut mendapatkan perhatian oleh semua guru disemua tingkatan pendidikan (TK, SD, SLTP, SMA, SMK bahkan juga Perguruan Tinggi). Memang penggunaan alat peraga tersebut makin diperlukan bagi anak-anak usia muda, karena makin muda usia anak, makin bersifat konkrit, berhubung dengan pengalamannya juga masih terbatas.
  Gangguan (Noise) Dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Dalam komunikasi dapat dijumpai adanya gangguan (noise) yang dapat menghalangi tercapainya “sharing” yang dikehendaki. Begitu juga dalam proses pembelajaran dapat terdapat “noise” yang dapat menghambat diserapnya pesan pembelajaran yang disampaikan oleh murid. Oleh karena itu, setiap guru harus waspada terhadap hal ini dan berusaha seoptimal mungkin menghilangkan “noise” tersebut. Salah satu gangguan (“noise”) yang dapat menghambat murid di dalam menerima pesan pembelajaran yang disampaikan adalah dari penggunaan lambang (kegiatan “encoding”) yang terlalu sulit dan tidak sesuai dengan medan pengalaman murid. Hal ini dapat dipersulit dan bertambah abstrak karena guru tidak menggunakan alat peraga seperti yang sudah dijelaskan di atas. Gangguan atau “noise” ini menjadi bertambah makin banyak, karena beberapa hal seperti : guru berbicara terlalu cepat, volumenya terlalu lemah/kuat, murid dalam keadaan capai, mengantuk, kelas ribut dan sebagainya.
Sudah seharusnya guru sebagai komunikator berusaha sebaik-baiknya untuk mengurangi, kalau tidak dapat menghilangkan semua gangguan (“noise”) yang mungkin dapat dijumpai dalam penyelenggaraan kegiatan belajar dan pembelajaran.
Umpan Balik (Feedback) dalam Proses Belajar Pembelajaran
Dalam kegiatan komunikasi, termasuk kegiatan pembelajaran, terdapat satu unsur yang harus selalu diperhatikan oleh sumber atau komunikator, yaitu umpan balik (feedback). Umpan balik amat penting dalam kegiatan komunikasi karena yang menjadi tujuan utama kegiatan komunikasi adalah “sharing”, yaitu diterimanya oleh penerima (murid) pesan yang disampaikan sumber.
Untuk itu, sementara proses komunikasi berlangsung, sumber harus selalu berusaha untuk melihat sejauh mana audience telah mencapai pesan yang disampaikan. Upaya untuk melihat sejauh mana audience telah mencapai tujuan yang diinginkan adalah dengan memperoleh feedback (umpan balik) dari murid sendiri. Apakah umpan balik (feedback) itu ?.
Umpan balik (feedback) adalah semua keterangan yang diperoleh untuk menunjukkan seberapa jauh murid telah mencapai “sharing” atas pesan yang telah disampaikan. Keterangan yang dimaksud dapat diperoleh melalui berbagai cara seperti misalnya pertanyaan murid terhadap materi pelajaran yang disampaikan, jawaban murid atas pertanyaan guru, suasana kelas (seperti gaduh, sunyi, ribut dan lain-lain). Oleh karena itu, guru tidak boleh secara satu arah saja terus menerus menyampaikan pesan pembelajaran kepada murid. Secara periodik guru harus memberikan pertanyaan kepada murid untuk memperoleh feedback tentang bagaimana atau sejauh mana mereka telah dapat menerima (sharing) tentang pesan pembelajaran yang disampaikan. Juga guru perlu melaksanakan pengamatan (observasi) secara berkelanjutan kepada bagaimana partisipasi murid dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Tentu saja guru harus mengambil langkah-langkah perbaikan (remedial) yang bersumber dari hasil feedback yang telah diperoleh, sehingga dengan demikian selalu terjadi peningkatan dan perbaikan dalam penyelenggaraan proses dan kegiatan belajar dan pembelajaran berikutnya.

2. Proses Komunikasi dalam Pembelajaran

Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan ke penerima pesan melalui saluran atau media tertentu. Dalam pembelajaran, pesan atau informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan, keahlian, ide, pengalaman, dan sebagainya. Melalui proses komunikasi, agar tidak terjadi kesalahan dalam proses penyampaian pesan, perlu digunakan sarana yang dapat membantu proses komunikasi. Dalam pembelajaran di kelas, sarana/fasilitas yang digunakan untuk memperlancar proses pembelajaran disebut dengan media pembelajaran.

Komponen yang terdapat dalam proses komunikasi dalam proses pembelajaran sebagai berikut.
o  Pesan, dalam proses pembelajaran adalah guru
o  Sumber pesan, dalam proses pembelajaran berupa materi pembelajaran
o  Saluran atau media, alat bantu pembelajaran
o  Penerima pesan, siswa (pembelajar)

Dalam proses pembelajaran, pengajar perlu mengetahui dasar komunikasi dan keterampilan dasar mengajar. Ada delapan keterampilan dasar mengajar, yaittu: (a) keterampilan bertanya, (b) memberi penguatan, (c) mengadakan variasi, (d) menjelaskan, (e) membuka dan menutup pelajaran, (f) membimbing diskusi kelompok kecil, (g) mengelola kelas, serta (h) mengajar kelompok kecil dan individual.
 Dalam proses mengajar, perlu dilakukan pemberian tugas kepada siswa. Hal ini dilakukan sebab tugas dapat membuat proses belajar menjadi menyenangkan, efektif, dan efisien. Tugas dapat pula memberi kesempatan kepada siswa untuk menerima informasi baru, mengaplikasikan, menganalisis, bahkan mengevaluasi informasi tersebut. Manfaat lain dari pemberian tugas adalah menciptakan proses pembelajaran yang berpusat pada pembelajar. Ada tiga peran yang dapat dilakukan pengajar dalam rangka pemberian tugas:
                o  Pengajar sebagai perencana
                o  Pengajar sebagai fasilitator
                o  Pengajar sebagai evaluator
Berikut ini beberapa teknik komunikasi pembelajaran yang efektif:
                o  Analisis peserat didik
                o  Kuasai peserta didik
                o  Menguasai materi pembelajaran
                o  Menguasai metode dan strategi pembelajaran yang efektif
                o  Menguasai media dan cara-cara menggunakannya
                o  Percaya diri dan jadi diri sendiri
                o  Bersikap humanis
                o  Enjoy dengan penampilan sendiri

Proses Penuangan Pesan, Hambatan, Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi dalam Pembelajaran

                1. Proses penuangan pesan
Aktivitas yang dilakukan dalam penuangan pesan berupa materi pelajaran, adalah:
                a. Mengenal pasti sumber-sumber pengetahuan yang akan disampaikan/dituangkan
                b. Mempertimbangkan kelemahan dan kekuatan sumber (accurate)
                c. Pesan dapat dituangkan dengan simbol-simbol komunikasi (verbal, non-verbal, visual, dan  audio-visual)

Dalam proses penafsiran pesan, adakalanya berhasil dan tidak berhasil. Keberhasilan penafsiran terjadi karena kemampuan, keseriusan, kecepatan memahami pesan yang dilihat, didengar, dan diamati. Sedangkan kegagalan penafsiran pesan dapat disebabkan oleh kurangnya kemampuan, kurangnya keseriusan dalam menerima dan memahami pesan yang dilihat, didengar, dan diamati.

                2. Hambatan proses komunikasi dalam pembelajaran
Hambatan yang terjadi dalam proses komunikasi dapat berasal dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal).
Hambatan internal, berasal dari diri siswa atau pembelajar itu sendiri. Dapat berupa hambatan psikologis (minat, sikap, pendapat, kepercayaan, intelegensi, pengetahuan, dll) dan hambatan fisik (kelelahan, sakit, keterbatasan daya indera, dan cacat tubuh).
Hambatan eksternal, berasal dari lungkungan pembelajar. Dapat berupa hambatan kultural (adat-istiadat, kepercayaan, norma sosial, dan niali-nilai panutan) dan hambatan lingkungan (suasana yang panas, bising, dan berjubel).

                3. Mengatasi hambatan komunikasi dalam pembelajaran
Secara umum, hambatan-hambatan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan media pembelajaran di kelas dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan fungsi media pembelajaran yang digunakan untuk mempermudah proses belajar sehingga proses belajar dapat berjalan efektif dan efisien. Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat, pengajar dapat mengatasi sikap pasif pembelajar. Maka fungsi media pembelajaran secara umum dalam proses pembelajaran sebagai berikut.
                a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas.
                b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera
                c.  Mengatasi sikap pasif peserta didik
                d.  Memberikan perangsang, pengalaman, dan persepsi belajar yang sama

                 Fasilitas dan Peranannya dalam Proses Pembelajaran
                1. Jenis-jenis sumber pembelajaran
                a. Sumber berasaskan manusia; efektif dan cenderung mudah dilakukan
                b. Bahan bercetak; kadang-kadang sulit untuk dikemas dalam waktu yang singkat
                c. Bahan pandang
           d. Sumber berasaskan komputer; dapat dikemas sesuai keperluan dan lebih efektif untuk  mencapai tujuan pembelajaran

                2. Situasi pembelajaran
          Dalam proses pembelajaran terdapat tiga komponen yang harus ada, yaitu guru atau pengajar, pembelajar, dan bahan pelajaran. Dengan ketiga komponen itu setidaknya proses pembelajaran dapat terjadi di mana saja. Tetapi dalam proses pembelajaran di sekolah terdapat tujuan-tujuan yang ingin dicapai sebagai ukuran sebuah keberhasilan. Untuk mencapai itu diperlukan sarana dan prasarana yang mendukung keberhasilan tersebut. Sarana dapat berupa alat-alat pelajaran, alat peraga, dan media pembelajaran. Sedangkan prasarana dapat berupa bangunan sekolah, gedung, meja, kursi, papan tulis, dll.
                3. Media sebagai faktor eksternal
Pengguanaan media pembelajaran yang efektif dan efisien dapat mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Tetapi penggunaan media-media tersebut kembali kepada pengakar itu sendiri. Teknik dan kemahiran menggunakan media-media pembelajaran sangat tergantung pada pengajar.

3. Penggunaan Media dalam Proses Pembelajaran

Berikut ini dijabarkan mengenai cara penggunaan media pembelajaran.
1. Peran pengajar dan media pembelajaran
Peran pengajar terhadap media pembelajaran selayaknya tidak memandang media sebagai alat bantu saja, tetapi lebih kepada alat penyalur untuk menyampaikan pesan dari pengajar kepada pembelajar. Sebagai penyalur pesan, media tidak hanya dapat digunakan oleh pengajar saja, tetapi juga pembelajar. Sebagai penyalur pesan, perlu disadari dalam hal-hal tertentu, media dapat mewakili untuk menyampaikan informasi secara lebih teliti, jelas, dan menarik.
2.  Pengetahuan dan pemahaman media pembelajaran
Setiap pengajar dituntut untuk memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai media pembelajaran, yang mencakup beberapa hal berikut ini.
            o  Media sebagai alat komunikasi
            o  Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
            o  Situasi proses belajar
            o  Hubungan antara metode belajar dan media pembelajaran
            o  Nilai atau manfaat media pembelajaran
            o  Memilih dan menggunakan media pembelajaran
            o  Usaha inovasi media pembelajaran

Selain itu pengajar juga perlu memahami jenis media dan sumber belajar, yaitu:
         o  Mengenal, memilih, dan menggunakan media serta sumber belajar secara tepat
         o  Membuat alat-alat bantu pembelajaran sederhana
         o  Mengguanakan alat-alat konvensional
         o  Menggunakan, mengelola, dan mengembangkan laboratorium sebagai media   pembelajaran
         o  Menggunakan perpustakaan sebagai media pembelajaran

3. Keterampilan memilih, menggunakan, dan membuat media pembelajaran
                a.Memilih dan menggunakan media pembelajaran
Kriteria pemilihan media, yaitu sebagai berikut:
                o       Tujuan pengajaran
                o       Bahan pelajaran
                o       Metode mengajar
                o       Tersedianya alat yang dibutuhkan
                o       Jalannya pengajaran
                o       Penilaian hasil belajar
                o       Pribadi mengajar
                o       Minat dan kemampuan pembelajar
                o       Situasi pengajaran yang sedang berlangsung
Dick dan Carey (1978), menyebutkan di samping kesesuaian dengantujuan pengajaran faktor berikut ini juga perlu dipertimbangkan.
-  Tersedia sumber setempat
-  Apakah tersedianya dana, tenaga, dan fasilitas
-  Kepraktisan dan ketahanan media untuk jangka waktu yang lama
-  Faktor efektivitas dan efisiensi biaya

b.      Membuat media pembelajaran
Alat-alat yang dibuat sebagai media pembelajaran perlu memenuhi syarat sebagai berikut:
-  Rasional, sesuai dengan akal
-  Ilmiah, sesuai dengan akal
-  Ekonomis, sesuai dengan kemampuan pembiayaan
-  Praktis, sederhana

                Nilai dan Kegunaan Media Pembelajaran
                1. Nilai media pembelajaran
Ada beberapa alasan mengapa media pembelajaran dapat memeprtinggi proses belajar pembelajar. Pertama, berkenaan dengan manfaat media dalam proses pembelajaran. Kedua, berkenaan dengan taraf berpikir pembelajar. Setiap manusia lebih mudah diajak berpikir dari hal yang sederhana menuju berpikir kompleks, konkret menuju abstrak. Dengan media, hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan, hal yang abstrak dapat dikonkretkan.

                2. Kegunaan media pembelajaran
Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, secara umum kegunaan media pembelajaran adalah sebagai berikut.
                a.  Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas.
                b.  Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera
                c.  Mengatasi sikap pasif peserta didik
                d.  Memberikan perangsang, pengalaman, dan persepsi belajar yang sama

.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. hakikat komunikasi adalah penyampaian pesan dengan menggunakan lambang (simbol) tertentu, baik verbal maupun non verbal, dengan tujuan agar pesan tersebut dapat diterima oleh penerima (audience). Dengan demikian hakikat komunikasi adalah “sharing” yang artinya pesan yang disampaikan sumber dapat menjadi milik penerima, atau dalam dunia pendidikan dan pembelajaran dikatakan agar pesan pembelajaran yang disampaikan guru dapat diserap oleh murid-muridnya.
2. Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan ke penerima pesan melalui saluran atau media tertentu. Dalam pembelajaran, pesan atau informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan, keahlian, ide, pengalaman, dan sebagainya. Melalui proses komunikasi, agar tidak terjadi kesalahan dalam proses penyampaian pesan, perlu digunakan sarana yang dapat membantu proses komunikasi. Dalam pembelajaran di kelas, sarana/fasilitas yang digunakan untuk memperlancar proses pembelajaran disebut dengan media pembelajaran. Komponen yang terdapat dalam proses komunikasi dalam proses pembelajaran sebagai berikut.
o  Pesan, dalam proses pembelajaran adalah guru
o  Sumber pesan, dalam proses pembelajaran berupa materi pembelajaran
o  Saluran atau media, alat bantu pembelajaran
o  Penerima pesan, siswa (pembelajar)




3. Cara penggunaan media pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Peran pengajar dan media pembelajaran
Peran pengajar terhadap media pembelajaran selayaknya tidak memandang media sebagai alat bantu saja, tetapi lebih kepada alat penyalur untuk menyampaikan pesan dari pengajar kepada pembelajar. Sebagai penyalur pesan, media tidak hanya dapat digunakan oleh pengajar saja, tetapi juga pembelajar. Sebagai penyalur pesan, perlu disadari dalam hal-hal tertentu, media dapat mewakili untuk menyampaikan informasi secara lebih teliti, jelas, dan menarik.
b. Pengetahuan dan pemahaman media pembelajaran
Setiap pengajar dituntut untuk memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai media pembelajaran, yang mencakup beberapa hal berikut ini.
                o       Media sebagai alat komunikasi
                o       Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
                o       Situasi proses belajar
                o       Hubungan antara metode belajar dan media pembelajaran
                o       Nilai atau manfaat media pembelajaran
                o       Memilih dan menggunakan media pembelajaran
                o       Usaha inovasi media pembelajaran
B. SARAN
Bahwa proses belajar dan pembelajaran yang sebenarnya merupakan kegiatan komunikasi itu mengisyaratkan para guru untuk selalu menerapkan prinsip-prinsip komunikasi dalam pelaksanaan proses belajar pembelajaran yang dilaksanakan seperti : memilih kata-kata yang sesuai dengan medan pengalaman murid, menggunakan berbagai alat peraga yang dapat mengkonkritkan penjelasan/uraian verbal guru, menghilangkan “noise” sebanyak-banyaknya, memperoleh umpan balik dan sebagainya, sehingga murid dapat menyerap atau memiliki dengan baik pesan-pesan pembelajaran yang disampaikan oleh guru sebagai sumber komunikasi.








DAFTAR PUSTAKA
Heinich, Robert, Michael Molenda, Jamaes D. Russell, Instructional Media and The New Technologies of Instruction, New York: John Wiley & Sons,Inc., 1982
Berlo, David K., The Process of Communication, New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc., 1960
Effendy,Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung: Penerbit Remaja Karya CV, 1986
Dale, Edgar, Audio-Visual Methods in Teaching, New York : Holt, Rinehart and Winston, 1969


No comments:

Post a Comment