BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
TNA merupakan sebuah analisis kebutuhan workplace secara
spesifik dimaksud untuk menetukan apa sebetulnya kabutuhan pelatihan yang
menjadi prioritas. Informasi kebutuhan tersebut akan dapat membantu organisasi
dalam menggunakan sumber daya (dana, waktu dll) secara efektif sekaligus
menghindari kegiatan pelatihan yang tidak perlu. TNA dapat pula dipahami
sebagai sebuah investigasi sistematis dan komprehensif tentang berbagai masalah
dengan tujuan mengidentifikasi secara tepat beberapa dimensi persoalan,
sehingga akhirnya organisasi dapat mengetahui apakah masalah tersebut memang
perlu dipecahkan melalui program pelatihan atau tidak.
Analisis kebutuhan pelatihan dilakukan melalui sebuah proses
tanya jawab (asking question getting answers). Pertanyaan diajukan kepada
setiap karyawan dan kemudian membuat verifikasi dan dokumentasi tentang
berbagai masalah dimana akhirnya kebutuhan pelatihan dapat diketahui untuk
memecahkan masalah tersebut.Kebutuhan menurut Briggs (dalam Dasar Manajemen
Pelatihan) adalah “ketimpangan atau gap antara apa yang seharusnya dengan apa
yang senyatanya”. Gilley dan Eggland menyatakan bahwa kebutuhan adalah
“kesenjangan antara seperangkat kondisi yang ada pada saat sekarang ini dengan
seperangkat kondisi yang diharapkan.
Kebutuhan pelatihan dapat diketahui sekiranya terjadi
ketimpangan antara kondisi (pengetahuan, keahlian dan perilaku) yang senyatanya
ada dengan tujuan-tujuan yang diharapkan tercipta pada suatu organisasi.
Kebutuhan pendidikan (education needs) atau kebutuhan pelatihan (training
needs) adalah kesenjangan yang dapat diukur antara hasil-hasil yang ada
sekarang dan hasil-hasil yang diinginkan atau dipersyaratkan. Tidak semua
kesenjangan atau kebutuhan mempunyai tingkat kepentingan yang sama untuk segera
dipenuhi. Maka antara kebutuhan yang dipilih dengan kepentingan untuk dipenuhi
kadang terjadi masalah atau “selected gap”.
Ada beberapa teknik analisis dalam TNA yakni analisis data
ekstan (EDA), penilaian kebutuhan (NA) dan analisis materi subjek (SMA). Salah
satu teknik yang digunakan untuk menganalisis kinerja adalah penilaian
kebutuhan (NA). NA mencoba
mengidentifikasi permasalahan dari berbagai sumber, tingkat resikonya,
pemenuhan kebutuhan, bagaimana menyelesaikannya, apakah dengan cara optimalisasi
potensi dan sumber daya, atau kebutuhan pelatihan atau mendatangkan teknologi
baru. Berdasarkan uraian tersebut, maka disusunlah makalah ini untuk
mendeskripsikan teknik penilaian kebutuhan dalam TNA.
1.2 Rumusan
Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan ini
adalah :
a. Apakah
yang dimaksud dengan Penilaian Kebutuhan ?
b. Apakah
Tujuan dilakukannya Penilaian Kebutuhan ?
c. Apakah
manfaat dilakukannya Penilaian Kebutuhan ?
d. Bagaimanakah
langkah-langkah dalam melakukan Penilaian Kebutuhan ?
1.3 Tujuan
Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah , maka yang menjadi tujuan
penulisan dalam makalah ini adalah :
a. Untuk
mengetahui konsep Penilaian kebutuhan
b. Untuk
mengetahui tujuan dilaksanakannya kebutuhan penilaian
c. Untuk
mengetahui manfaat dilaksanakannya kebutuhan penilaian
d. Untuk
mendeskripsikan langkah-langkah pelaksanaan kebutuhan penilaian
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Penilaian Kebutuhan
Menurut Allison Rosett (1982), training needs assessment
merupakan sebuah umbrella term dari beberapa istilah yang sebenarnya mengandung
arti serupa : problem analysis, pre-training analysis, front-end analysis,
discrepancy analysis dan sebagainya. Lebih lanjut, Allison Rosset mengatakan
bahwa training needs assessment merupakan suatu studi yang sistematis terhadap
suatu problem atau inovasi dengan cara mengumpulkan data, opini dari berbagai
sumber guna mengambil keputusan yang efektif atau memberikan rekomendasi
mengenai apa yang seharusnya ditempuh demi kepentingan masa depan organisasi
yang akan dipecahkan dengan program pelatihan dan pengembangan SDM.
Pada tahun 1933 John Dewey pertama yang menarik perhatian
nasional terhadap pentingnya melibatkan perspektif pelajar dalam keputusan
kurikuler. Hari ini, pelatihan profesional mengumpulkan pendapat dan perasaan
melalui suatu kegiatan yang disebut “Penilaian Kebutuhan”. Sementara banyak professional yang sependapat
bahwa penilaian kebutuhan adalah suatu kegiatan yang layak dan berguna, 'tidak
ada konsensus tentang prosedur untuk melakukan yang efektif.
Penilaian Kebutuhan adalah upaya sistematis yang kita buat
untuk mengumpulkan pendapat dan ide-ide dari berbagai sumber pada masalah
kinerja atau sistem dan teknologi baru. Mari kita lihat masing-masing komponen
dari definisi:
Usaha sistematis. "Penilaian Kebutuhan dilakukan
melalui tiga alat TNA yakni : wawancara, survei dan interaksi kelompok
kecil. Setiap kali salah satu dari alat-alat ini digunakan, itu dilakukan
dengan tujuan untuk memperoleh jenis informasi tertentu. Penilaian kebutuhan bukanlah aktivitas yang dilakukan
secara acak. Yang menjadi informasi dikumpulkan, melalui temuan bentuk
pertanyaan yang diajukan selama tahap penilaian kebutuhan terakhir. Sementara
pelatihan profesional harus tetap terbuka untuk sepotong kebetulan informasi
yang relevan, untuk sebagian besar, dia harus memahami dengan jelas tentang
tujuan wawancara, rapat atau survei yang sedang berlangsung.
"Pendapat dan Ide." Pelatih atau spesialis
personalia mengadakan penilaian kebutuhan untuk mengumpulkan data subjektif
tentang suatu masalah atau sistem baru. Dia ingin mengetahui bagaimana pendapat
dan perasaan orang tentang situasi, sistem, subjek atau masalah. Selama
penilaian kebutuhan, pelatihan profesional mencari pendapat dan ide-ide yang relevan
dengan kelima tujuan TNA. Apa yang sumber pikirkan yang seharusnya terjadi? Apa
yang sebenarnya terjadi? Bagaimana perasaan mereka tentang hal itu? Dalam kasus
masalah kinerja, apa yang menyebabkan perbedaan performa? Apa yang dapat
dilakukan untuk memecahkan masalah atau untuk memperkenalkan sistem baru? Itu
adalah pertanyaan yang luas dalam lingkup teknik penilaian kebutuhan .
"Sumber." Menyatukan ide-ide kelompok dan
individu dengan pendapat yang
objektif tentang pekerjaan atau sistem.
Stakeholder mungkin mencakup pemegang jabatan, supervisor, pelanggan, subjek
ahli materi pelajaran, manajemen atas, anggota masyarakat dan lain-lain. Sebuah studi kasus yang efektif dari
penilaian kebutuhan oleh Ann Deden Parker (1980)
menggambarkan perspektif dari konstituen di Wells Fargo
Bank.
”Masalah Kinerja atau Sistem dan Teknologi baru. Penilaian
kebutuhan adalah tepat untuk mempelajari tentang orang-orang dan kondisi yang
melingkupi perbedaan kinerja. Penilaian kebutuhan juga penting untuk pengenalan
sistem baru atau teknologi. Melalui mereka pelatih atau spesialis personalia
memperoleh jawaban atas pertanyaan tentang bagaimana menggunakan sistem secara
optimal, bagaimana karyawan akan menerimanya, serta pilihan untuk
memperkenalkan itu dengan sukses .
Penilaian kebutuhan adalah teknik TNA yang paling
komprehensif dan menantang. Ini melibatkan pencarian untuk berbagai jenis
informasi dari berbagai sumber, melalui wawancara. mencetak survei dan
pertemuan kelompok. Karena begitu banyak orang dan perspektif dilibatkan,
seringkali pada tingkat yang berbeda dalam sebuah organisasi, penilaian
kebutuhan adalah kegiatan sensitif secara politis. Namun, sangat penting untuk
mencari gambaran yang jelas dari pengaruh sumber opini dan ide-ide tentang
masalah atau sistem. Teknik Penilaian kebutuhan adalah sarana utama untuk
memperoleh informasi tersebut.
2.2 Tujuan
Penilaian Kebutuhan
Bayangkan berjalan memasuki ruangan yang penuh oleh trainer
yang merasa mereka sudah tahu apa yang mereka perlu ketahui tentang penilaian kinerja,
atau D4 Bay, atau Slurpee mesin, atau sistem gaji jasa. Atau bayangkan
mengirimkan sebuah "koper" tentu saja untuk melatih karyawan pada
layanan yang terkomputerisasi agar sistem pelacakan dan menemukan pekerjaan
yang mapan, sangat bermusuhan dengan sistem, berdasarkan desas-desus yang
mereka dengar dan mereka menyukai sistem itu diganti.
Tujuan pelatihan adalah perubahan. Anda harus tahu bagaimana
perubahan yang Anda coba memberi efek menyerang pada orang yang Anda coba untuk
berubah. Anda perlu tahu apakah mereka ingin berubah jika mereka berpikir ada
masalah, jika mereka ingin mengadopsi sistem baru atau teknologi, jika mereka
merasa yakin tentang hal itu; atau jika mereka berpikir pelatihan akan membuat
masalah melekuk. Pelatihan profesional menggunakan penilaian kebutuhan untuk
mengetahui apa yang penting dari karakter berpikir tentang situasi.
Menurut Allison Rosset, ada beberapa tujuan yang ingin
dicapai dalam melakukan needs assessment, yaitu mencari (seek) informasi
mengenai :
1. SEEKING
OPTIMAL performance or knowledge
Dalam hal ini, tujuan needs assesssment adalah untuk mencari
informasi tentang kompetensi dan kinerja seperti apa yang seharusnya
dipunyai pekerja agar dapat bekerja
dengan baik. Jadi, konteksnya adalah mencari vision of desired competencies or
performance. Untuk itu, dibutuhkan suatu standard kompetensi atau kinerja yang
jelas. Tanpa standard yang jelas, kita tidak akan mengetahui apakah seorang
pekerja sudah mencapai desired competence/performance atau belum.
2. SEEKING ACTUAL
or current performance/knowledge
Dalam hal ini, tujuan needs assessment adalah untuk mencari
fakta yang aktual terjadi dalam organisasi, misalnya fakta tentang pengetahuan
dan sikap karyawan dalam melayani
pelanggan. Jika ada kesenjangan atau perbedaan antara standard optimal dengan
yang aktual, berarti ada needs atau discrepancies.
3. SEEKING
FEELING of trainees and significant others
Dalam hal ini, tujuan needs assessment adalah untuk mencari
informasi tentang problem, task atau kompetensi yang dihadapi oleh suatu
organisasi. Para supervisor, job holder atau stakeholder biasanya mempunyai
feeling tentang performance problem yang menuntut perlunya suatu perubahan atau
perbaikan. Misalnya, bunyi “menggelitik” pada sebuah mesin mobil, merupakan feeling
bagi montir bahwa ada ketidakberessan pada mesin tersebut. Munculnya
grievance merupakan “sinyal’ adanya
problem dalam organisasi tersebut.
4. SEEKING
CAUSE(S) of the problem from many perspectives
Dalam hal ini, tujuan needs assessment adalah untuk mencari
penyebab munculnya problem yang dihadapi suatu organisasi. Dalam menemukan
sumber masalah, hendaknya kita tidak cepat-cepat mengambil konklusi. Kita harus
menemukan berbagai kemungkinan penyebab timbulnya masalah. Dari berbagai
kemungkinan yang ditemukan, selanjutnya kita mencari penyebab utamanya.
Sesudah menemukan sumber
penyebabnya, kita dapat menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi gap
tersebut. Solusinya, mungkin SEEKING SOLUTION. to the problem from many
perspectives melalui pelatihan atau bukan pelatihan (training and non training
intervention). Misalnya, jika penyebab menurunnya produktivitas disebabkan
karena beban kerja yang berlebihan, maka solusinya adalah bukan pelatihan,
melainkan merekrut tenaga kerja baru. Dan jika penyebabnya adalah kurangnya
ketrampilan pegawai, maka solusinya adalah pelatihan.
2.3 Manfaat
dilakukannya Needs Assessment
Dengan adanya needs assessment, maka akan diperoleh sejumlah
manfaat,antara lain :
a. Mengurangi
Pemborosan Waktu dan Biaya. Dengan mengetahui secara tepat sumber masalah yang
dihadapi organisasi, maka kita dapat menemukan solusi yang tepat pula. Tanpa
melalui needs assessment, kita tidak dapat menemukan sumber masalah yang
sebenarnya. Bisa terjadi, suatu needs yang sebenarnya tidak membutuhkan solusi
pelatihan, tetapi karena tidak melalui analisis kebutuhan lebih dahulu, manajer
SDM organisasi tersenut langsung
memutuskan bahwa solusinya adalah pelatihan. Jika hal ini terjadi, merupakan
suatu pemborosan waktu, dana dan pikiran.
b. Mengidentifikasi
Kesulitan dan Masalah yang Dihadapi Organisasi atau Karyawan. Melalui needs
assessment, kita dapat mengetahui needs atau kesenjangan apa yang dihadapi oleh
organisasi. Mengetahui masalah sejak dini lebih baik, karena jika dibiarkan
berlarut-larut akan menganggu
kinerja organisasi.
c. Meningkatkan
Keterlibatan Karyawan. Dengan adanya needs assessment, maka karyawan lebih
merasa diperhatikan karena dilibatkan dalam menghadapi masalah. Selanjutnya,
diharapkan hal ini akan mampu meningkatkan motivasi mereka.
d. Mengidentifikasi
Training Objective. Jika kita mengetahui bahwa sumber kesenjangan atau
discrepancies tersebut karena adanya lack of knowledge atau skill, maka kita
dapat menyusun disain pelatihan secara tepat dengan mengacu pada kesenjangan
tersebut.
e. Mengidentifikasi
Standard Pengukuan dalam Evaluasi Pelatihan. Dengan telah disusunnya training
objective (tujuan pelatihan), maka kita telah mempunyai alat ukur untuk menilai
keberhasilan pelaksanaan pelatihan tersebut.
Jika hasil pelatihan menunjukkan bahwa trainee mampu mencapai apa yang telah
digariskan dalam training objective, maka pelatihan tersebut dapat dikatakan
berhasil.
2.4 Tahapan
Penilaian Kebutuhan
Tahap 1: Pilih Sumber untuk Penilaian Kebutuhan.
Siapa sumber Anda? Siapa orang-orang yang mengetahui dan
peduli atau yang tidak peduli dan harus peduli? Siapa yang akan disentuh oleh
perubahan bahwa Pelatihan atau Departemen Hubungan Industrial sedang berusaha
untuk membuat pada orang atau di lingkungan mereka? Apakah ada pelanggan,
supervisor atau bahkan sukarelawan yang mungkin menjelaskan apa yang telah dan
belum terjadi? Pergi ke potensi trainee dan pengawas mereka sebagai sumber,
tetapi melampaui mereka.
Kedengarannya sederhana. Tentu saja, Anda akan berkonsultasi
dengan berbagai sumber selama TNA dan sebelum meluncurkan upaya pelatihan.
Namun, setidaknya selusin kali dalam satu tahun terakhir, saya telah mendengar
rekan-rekan berkata, "Saya tidak pernah berpikir untuk berbicara dengan
seorang pelanggan"; atau tidak pernah terpikir olehku bahwa supervisor
langsung harus dibawa dalam hal ini sejak awal "; atau "Orang-orang
yang ingin kursus ini dikembangkan menginginkannya begitu cepat-bahwa mereka
tidak akan membiarkan aku bertemu dengan pemegang jabatan."
Gunakan bagian singkat dari buku ini untuk mengingatkan diri
sendiri tentang semua kemungkinan sumber-sumber, semua konstituen yang
seharusnya bertanya selama penilaian kebutuhan. Dan ketika manajemen berdiri
antara Anda dan sumber-sumber itu, arahkan ke bab ini.
Berikut adalah beberapa contoh kajian kebutuhan sumber:
• Penjualan
menurun dan manajemen pelatihan penjualan ingin dimasukkan ke dalam tempat
untuk menyelesaikan masalah:
staf
penjualan
manajer
penjualan
subjek
ahli
pelanggan
ahli
pemasaran perusahaan
Setelah
Anda menentukan kelompok-kelompok yang dibutuhkan untuk ditanya, Anda
menghadapi pertanyaan tentang Berapa Banyak Individu Harus Terlibat dalam TNA.
Itu tergantung pada dua hal:
1. Apakah
Anda mendapatkan informasi yang Anda cari dari kedalaman kontak dengan jumlah
kecil dan
2. Berapa
banyak informasi dan konfirmasi yang Anda butuhkan untuk merasa percaya diri
dan untuk meyakinkan orang lain.
Pelatihan profesional yang mengajukan pertanyaan yang baik
dapat belajar banyak sekali dari wawancara dengan beberapa individu, bahkan
hanya satu supervisor dan dua karyawan, misalnya. Kualitas informasi lebih
dipengaruhi oleh pertanyaan yang diajukan serta waktu dan keterampilan bekerja
dalam mengumpulkan informasi daripada dengan secara otomatis dengan
mengandalkan pada ukuran sampel besar. Cara yang baik untuk memulai menilai
kebutuhan adalah dengan memilih beberapa individu bijaksana untuk wawancara.
Kemudian, dalam penilaian tahap kedua. Anda dapat memilih untuk menjamin
kekuatan temuan Anda dengan menggunakan analisis statistik untuk membangun
tingkat kepercayaan.
Tahap 2: Tentukan Tahapan Penilaian.
Penilaian kebutuhan yang efektif didasarkan pada pertanyaan
berulang dari berbagai sumber. Itulah yang dimaksud dengan kalimat,
"tahap-tahap penilaian." Terlalu sering, pelatihan dan profesional
teknologi kinerja mengandalkan satu, mega-alat untuk mendapatkan gambaran
tentang masalah atau situasi. Biasanya, itu suatu kesalahan.
Jauh lebih efektif adalah penggunaan tahap, kontak dengan
sumber-sumber berulang melalui berbagai alat TNA, dengan setiap tahap membawa
pengembang semakin dekat-dengan apa yang Robert Mager sebut "inti
masalahnya." Setiap tahapan-memungkinkan - pelatih untuk menentukan masalah
atau sistem baru yang lebih spesifik dan akurat istilah. Dalam Bab 12, semua
teknik TNA dijelaskan dan direncanakan. Dalam bab ini kita hanya berfokus pada
kebutuhan tahap-tahap mengulangi penilaian kebutuhan.
Setiap tahap penilaian menggunakan salah satu alat yang
dirinci dalam Bagian Tiga buku ini untuk kontak dengan sumber. Mereka
diwawancarai (Bab 8); pengamatan (Bab 9): interaksi dengan kelompok-kelompok
(Bab 10); dan mencetak survei (Bab 11). Sebagai contoh, satu tahap penilaian
mungkin wawancara dengan kepala seksi; dilain hari mungkin distribusi dua
halaman kuesioner dengan 125 karyawan baru: dan tahap lain mungkin kelompok
fokus dengan lima pembeli. Setiap tahap pengumpulan informasi memungkinkan
pelatih untuk bertanya lebih baik, lebih bertarget pertanyaan dari sumber atau
sumber-sumber dalam tahap berikutnya. Tahapan penilaian kebutuhan adalah
mekanisme yang kita gunakan dari nol pada perbedaan kinerja atau konteks untuk
inovasi.
Mari kita melihat sebuah contoh khusus. Perancang
instruksional ini bertanggung jawab dengan mendapatkan pekerja kantor hingga
kecepatan di pengolah kata. Tahapan:
1. Melakukan
wawancara lewat telepon dengan enam pekerja yang diharapkan akan mulai
tmenggunakan sistem baru.
2. Wawancara
manajemen mengenai pemilihan sistem tertentu,
kekuatan dan kelemahan, mengantisipasi respon ke sistem.
3. Periksa
dokumentasi untuk sistem pengolah kata. (Masih ada analisis data)
4. Bertemu
dengan empat kantor supervisor, yang semuanya berpartisipasi dalam pemilihan
sistem. Mereka telah dilatih dalam operasi.
5. Mengumpulkan
sekelompok pekerja kantor untuk membahas tanggapan terhadap sistem baru dan
untuk memulai pelatihan atasnya.
Tahap 1 Tahap 2 Tahap
3 Tahap
4 Tahap
5
Wawancara pemangku jabatan Wawancara
manajer memeriksa
data
Bertemu dengan SM E's Bertemu dengan pemangku jabatan
Tahap 3: Pilih dan Gunakan Alat TNA
Dalam halaman-halaman sebelumnya kita telah melihat tujuan,
sumber-sumber untuk kebutuhan dan tahap penilaian. Sekarang kita harus
memikirkan cara untuk pergi ke sana dan melakukan penilaian kebutuhan. Ini
adalah waktu untuk menjawab pertanyaan: Mengapa kita menggunakan salah satu
metode di atas yang lain untuk mengumpulkan informasi? Pilihan kita untuk
melakukan penilaian kebutuhan disajikan di bawah ini:
I. Individu
atau sejumlah kecil penilaian kebutuhan
A. dari satu
orang ke orang lain
B. Survei
teepon
C. Cetak
D. Pertemuan
kelompok kecil
II. Sejumlah
pertanyaan
A. Cetak
B. Survei
telepon
Dalam Bagian Tiga dari TNA, masing-masing perangkat
penilaian ini digambarkan dan dicontohkan dalam bab sendiri. Sekarang kita akan
berbicara tentang pilihan ini dalam terang keprihatinan pelatih dan spesialis
hubungan industrial menghadapi saat mereka menentukan alat untuk memilih
penilaian kebutuhan. Dua faktor yang mempengaruhi keputusan tentang alat: (1)
tujuan penelitian, dan (2) faktor penggunaan alat. Mari kita lihat tujuan Anda
terlebih dahulu.
(1) Tujuan dan
Seleksi Alat
Apa yang ingin Anda capai melalui studi? Apa tujuan Anda
capai? Periksa daftar manfaat dari penilaian kebutuhan rinci pada awal bab ini.
Tujuan ini mempengaruhi cara Anda akan pendekatan sumber kebutuhan selama
penilaian. Namun ada atau tidak ada aturan yang keras dan cepat. Seperti banyak
hal lain di awal dan akhir analisis, tergantung pada tujuan dan pada situasi.
Pertama mari kita fokus pada tujuan yang mungkin untuk dapat melaksanakan
penilaian kebutuhan:
• Mencari Optimals:
Biasanya, pelatih tidak perlu khawatir tentang anonimitas
ketika mencoba untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang kinerja optimal
yang diketahui dan diakukan. Itu tidak benar-benar kontroversial. Paling sering
itu adalah spekulatif, dan orang-orang yang bersedia untuk bermimpi untuk
atribusi. Oleh karena itu. wawancara dan pertemuan kelompok sesuai. Masalah
utama dengan mengandalkan survei untuk informasi tentang Optimals adalah
tanggapan tertulis jarang disediakan secara cukup rinci.
• Mencari Kenyataan:
Pertanyaan untuk apa yang sedang terjadi-secara rinci-adalah
lebih berisiko. Karyawan dan supervisor sering kurang mampu atau bersedia untuk
menggambarkan kinerja sebenarnya. Itu berarti bahwa desainer instruksional
akan, lebih sering berpaling kepada anonim-survei, pengamatan atau kesimpulan
berdasarkan data ekstan untuk
menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi.
• Mencari Penyebab Masalah:
Jenis informasi dapat menjadi kentang panas. Apakah
orang-orang tanpa keterampilan prasyarat memadai dipekerjakan? Pengawasan yang
lemah atau tidak ada? Bahwa peralatan tidak diperbaiki? Tidak cukup untuk
pekerjaan? Atau bahwa karyawan tidak tahu bagaimana melakukan bagian dari
pekerjaan? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini sesungguhnya merefleksikan
orang-orang yang memegang posisi dalam perusahaan atau badan. Dalam rangka
untuk mendapatkan informasi diandalkan sebagai jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan tentang penyebab, Anda harus juga membangun hubungan
saling percaya dengan responden yang diwawancarai atau meyakinkan bahwa
tanggapan terhadap survei cetak yang benar-benar anonim.
• Menari Perasaan atau Prioritas:
Apakah sumber-sumber mengatakan kepada Anda bagaimana
perasaan mereka mengenai masalah atau pengenalan sistem baru? Jika ada hubungan
saling percaya, jika mereka percaya bahwa apa yang mereka katakan akan
digunakan tanpa atribusi, kemudian wawancara dan pertemuan kelompok dapat
digunakan untuk penilaian kebutuhan. Jika Anda tidak yakin, Anda mungkin harus
mengandalkan survei untuk mengumpulkan anonim perasaan, prioritas dan keyakinan
yang mengelilingi sebuah situasi.
• Melibatkan pihak
penting untuk mencapai pembelian:
Ini adalah situasi "yang lebih, yang meriah."
Karena Anda ingin meminta dukungan dari banyak orang di berbagai tingkat
organisasi, pertemuan kelompok dan survei hemat biaya. Jika satu atau beberapa
individu yang menolak, pertemuan individu akan sesuai.
• Pelatihan manajemen jalan untuk melihat persoalan:
Sebuah survei cetak tidak akan mencapai tujuan ini.
Wawancara individual mungkin terbaik, dengan pertemuan kelompok kecil
membuntuti di belakang.
(2). Faktor Penggunaan Alat
Masing-masing alat memiliki karakteristik yang berbeda yang
mempengaruhi penilaian kelayakan untuk kebutuhan. Mari kita lihat masing-masing
faktor dalam penggunaan alat tersebut :
Anonimitas sumber: Survei mengizinkannya. Wawancara dan
pertemuan kelompok tidak.
Biaya / Speed: Itu tergantung pada jumlah yang diwawancarai,
kecuali kelompok-kelompok kecil, lokasi individu, panjang wawancara atau
pertemuan jumlah panggilan telepon, apakah Anda harus membayar untuk panggilan
atau waktu dengan individu, Etc Biaya survei membangun dalam tahap perencanaan
dan terus sebagai desainer instruksional menunggu instrumen untuk dikembalikan.
Kesempatan untuk Follow-up: Ini adalah kekuatan besar
wawancara dan kelompok. Setelah Anda mengajukan pertanyaan dan telah mendengar
yang menarik atau bodoh atau tidak jelas jawaban, Anda dapat mengejar lebih
lanjut. Tidak demikian halnya dengan survei. Jika mereka benar-benar Anonymous,
apa yang Anda sudah dapatkan kembali adalah apa yang Anda punya
Tingkat Respon: Tingkat biasanya tinggi pada alat yang lebih
pribadi, wawancara dan pertemuan dengan kelompok-kelompok. Tingkat respons
dengan survei cetak sering rendah tetapi dapat dipengaruhi oleh teknik-teknik
yang rinci dalam Bab 11.
Kemudahan Analisis: Hal ini tergantung pada persiapan untuk
menangkap tanggapan. Semua peralatan menciptakan masalah jika pemikiran awal
tidak diberikan kepada apa yang Anda akan lakukan dengan data saat Anda
mendapatkannya.
Resiko kepada profesional: Apa yang Anda lakukan selama
penilaian kebutuhan dapat membawa tepuk tangan atau mengejek. Kebanyakan
pelatihan profesional mengatakan bahwa mereka merasa risiko profesional
terbesar datang selama kepemimpinan kelompok-kelompok kecil dan penyebaran
cetak survei, Gambar situasi. Anda telah mengumpulkan tujuh insinyur sebagai
pengawas untuk berbicara tentang prosedur pemeliharaan ditingkatkan untuk
komputer mainframe. Mereka semua tidak setuju. Mereka bahkan tidak setuju
tentang apakah korporasi harus berusaha untuk mengembangkan kursus untuk
membakukan prosedur dari satu wilayah ke wilayah. Atau mendengarkan kutipan ini
tentang sebuah survei, "Aku sangat malu ketika aku mendapat telepon dari
wilayah selatan. Reggie sangat marah. Dia pikir pertanyaan survey saya memimpin
'dan ia menemukan kesalahan ejaan."
Sebuah diskusi tentang alat seleksi untuk penilaian
kebutuhan sering diperdebatkan. Sering, manajemen menekan kami, memaksa kita
untuk melihat jam kita, untuk menyadari bahwa kita hanya punya waktu untuk
menghubungi beberapa orang. Kemudian, karena keterbatasan waktu, kami akhirnya
melakukan tiga cepat wawancara telepon, dan bergegas pertemuan kelompok kecil,
kalau itu.
Dengan demikian, di dunia nyata, kita ditekan untuk membuat
pertemuan singkat dan wawancara yang menghitung. Sukses tergantung pada
kualitas pertanyaan yang diajukan. Yang membawa kita ke Langkah 4 dalam
penilaian kebutuhan.
Tahap 4 : Buat
Produk.
Tugas yang paling menantang yang dihadapi pelatih ketika mereka melakukan penilaian
adalah menentukan kebutuhan yang "benar" pertanyaan untuk ditanyakan.
Apa yang Anda minta dalam rangka untuk memperoleh informasi yang Anda butuhkan
untuk selanjutnya? untuk meyakinkan orang lain bahwa Anda memahami masalahnya?
konteks untuk inovasi? Meyakinkan diri sendiri bahwa Anda memahami situasi?
Keberhasilan kebutuhan 'penilaian, dan sering, dari TNA, didasarkan pada
substansi pertanyaan yang Anda tanyakan. Yang membawa kita ke jalan bagi
barang-barang kerajinan dasar pada apa yang sedang Anda coba untuk mencari tahu
dari sumber.
Dalam buku Rosselt, Pada tahun 1982 diterbitkan sebuah artikel dalam Journal of
Instructional Development, berjudul, "Sebuah Tipologi untuk Membangkitkan
Penilaian Kebutuhan." Artikel yang berfungsi sebagai dasar untuk
pendekatan yang berikut.
Item tipologi ini didasarkan pada alasan mengapa perlu
dilakukan "penilaian. Dengan demikian, tujuan dari pendekatan berbasis
TNA, tetapi juga memperhitungkan kesalahan yang paling umum dalam instrumen
penilaian kebutuhan dan laporan.
Berikut adalah uraian dari masing-masing jenis item.
Tipe 1 pertanyaan: Carilah gambaran umum dari masalah.
Apakah ada perbedaan? Apakah ada masalah? Apakah yang terjadi itu adalah
masalah? Apa yang Anda-ingin ini terjadi? Menggambarkan situasi yang telah
menyebabkan Anda untuk memulai permintaan untuk pelatihan.
Tipe 2 pertanyaan: Carilah rincian situasi. Jelaskan secara
rinci masalah yang terjadi. Apa tingkat berikutnya secara spesifik tentang
situasi?
Type 3 pertanyaan: Permintaan bukti dari apa yang diketahui
pemangku jabatan. Dapatkah pemangku jabatan melakukan apa yang mereka katakan
mereka dapat lakukan? Apakah mereka tahu apa yang mereka katakan mereka tahu?
Sementara semua jenis pertanyaan yang dipenuhi oleh pendapat responden, Type 3
pertanyaan meminta pelajar untuk melakukan seolah-olah dia / dia-sudah tahu
bagaimana melakukannya. Pendapat tidak masuk hitungan di Type 3 item.
Tipe 4 pertanyaan: Carilah perasaan. Bagaimana orang merasa
tentang situasi subjek atau tugas? Perasaan mereka cenderung berkisar sekitar
empat area:
4a: Perasaan
tentang topik, keterampilan atau badan pengetahuan
4b: Perasaan tentang pelatihan yang berkaitan dengan itu
4c: Persepsi itu sebagai prioritas dalam kaitannya dengan
topik lain
4d: Keyakinan yang berkaitan dengannya
Tipe 5 pertanyaan: Carilah penyebab (s) dari masalah. Apa
yang membuat atau berkontribusi terhadap masalah atau perbedaan? Kemungkinan
jawaban untuk pertanyaan ini berasal dari konsep-konsep dalam Bab 4.
Type 6 pertanyaan: Carilah informasi dasar tentang
responden. Siapakah orang ini? Umur? Seks? Pengalaman? Jumlah orang
pelaporan-ke-mereka? Apa yang pelatih perlu mengetahui tentang responden yang
akan tampak di dalam terang-pendapat mereka (Tipe 1 2, 4 & 5) atau kinerja
mereka (Tipe 3)? Hanya meminta informasi demografis yang relevan dengan tujuan,
penilaian kebutuhan. Sebagai contoh, jika Anda melakukan penilaian yang
berkaitan dengan penilaian kinerja, masuk akal untuk menanyakan berapa lama
seseorang telah menjadi manajer atau berapa banyak penilaian mereka diharapkan
untuk menyelesaikan setiap bulan. Kurang jelas relevan dalam kasus ini adalah
penyelidikan tentang pendapatan atau usia. Bijaksana pilih. informasi yang akan
membantu Anda memahami apa yang sedang terjadi.
Berikut adalah contoh-contoh dari setiap jenis pertanyaan
dengan komentar singkat.
Tipe I pertanyaan: Carilah gambaran umum dari masalah.
1.1 Kesalahan
apa yang mereka buat dalam melaksanakan prosedur pengawasan kekurangan?
1.2 Pertanyaan
apa yang Anda miliki tentang menggunakan prosedur pengendalian kekurangan?
Tipe-2 pertanyaan: Carilah rincian situasi.
2.1 Anda telah
menunjukkan keprihatinan tentang prosedur penutupan toko di luar program
kekurangan . Jelaskan tiga keprihatinan yang Anda miliki tentang segmen ini
program.
2.2 Pikirkan
bulan kehamilan yang peregangan sebelum Anda dan makanan apa yang Anda akan
makan. Berikut ini adalah daftar topik yang berhubungan dengan gizi selama
kehamilan. Penilaian mereka sebagai berikut:
2 = yang sangat menarik bagi saya, 1 = dari beberapa bunga.
0 = tidak menarik sama sekali:
a. perencanaan
diet dasar selama kehamilan
b. diet
selama kehamilan
c. latihan
sesuai
d. makanan
favorit dan janin
e. penganggaran
dan makan yang benar
f. alkohol
dan rokok
g. bersiap-siap
untuk perawat melalui nutrisi
h. makanan
dasar kelompok
Type 3 pertanyaan: Permintaan bukti dari apa yang pemangku
jabatan ketahui.
3.1 Mary Jacobs, seorang wanita pada trimester kedua kehamilan. Dia
mengkonsumsi dua 4 gelas anggur setiap
hari. Apakah dia dalam batas toleransi konsumsi alkohol?
3.2 Silahkan menonton video ini-yang berbelanja di toko
kami. Ada tiga pembeli. Salah satu dari mereka baru saja mencuri paket Contac.
Lain menampilkan perilaku yang mengidentifikasi kebijakan perusahaan sebagai
'mencurigakan. "The-ketiga telah melakukan apa-apa untuk menjamin kontrol
kekurangan klasifikasi. Mengidentifikasi masing-masing karakter dan negara ini
alasan Anda untuk identifikasi ini.
Tipe 4 pertanyaan: Carilah perasaan tentang topik (4a);
pelatihan (4b); prioritas (4c); keyakinan (4d)
4.1 Bagaimana
pendapat Anda tentang prosedur pengawasan yang telah dilaksanakan di toko-toko?
(Type 4a)
4.2 Yang mana
paling menggambarkan perasaan Anda tentang mengambil kelas gizi dan gaya hidup
selama kehamilan? (Tipe 4b)
a. bersemangat
b. acuh
c. Bermusuhan
4.3 Gambarkan
tanggapan Anda menjadi terpilih untuk kursus di troubleshooting komputer mikro
paket rangkaian hippie? (Tipe 4b)
4.4 Manajemen
sedang mempertimbangkan menawarkan serangkaian seminar mengenai penilaian
kinerja yang efektif. Pikirkan tentang keterampilan-saat ini Anda miliki dan
orang-orang yang ingin Anda miliki. Haruskah kita memulai seri seminar ini atau
topik yang lain akan membantu Anda lebih? (Type 4c)
4.5 Apa
prioritas pelatihan Anda? Peringkat berikut ini sesuai dengan minat Anda pada
topik pelatihan. Membiarkan nomor saya mewakili prioritas utama Anda, angka 2
mencerminkan daerah berikutnya yang paling penting bagi Anda, dan seterusnya.
(Type 4c)
a. Pembersihan
bippies
b. Bippy
mengantisipasi masalah
c. Menggunakan komputer untuk menjaga bippies
d. Hippy
menggantikan bagian
4.6 Saya tahu
bahwa saya akan baik dalam menggunakan komputer untuk memecahkan masalah
ramngkaian pak bippies. Yang paling menggambarkan perasaan Anda tentang
pernyataan itu? (Type 4d)
a. Sangat
setuju
b. Setuju
c. Tidak
tahu atau tidak yakin
d. Setuju
e. Sangat
setuju
f. Apakah
Anda berpikir-bahwa Anda dapat belajar untuk mengontrol kebiasaan makan Anda
selama kehamilan ini? (Type 4d)
Komentar: Perhatikan bahwa setiap pertanyaan sesuai dalam
salah satu dari empat kategori perasaan: topik (4a): pelatihan yang berkaitan
dengan itu (4b); prioritas (4c); dan keyakinan (4d). Keempat jenis perasaan
tidak santai dihasilkan. Keempat adalah perasaan yang bidang pelatihan
profesional perlu tahu tentang. daerah dengan implikasi keputusan tentang
penyebab (s) dari masalah dan, akhirnya, untuk pelatihan desain. Apakah
menghargai karyawan. topik? Apakah mereka merasa percaya diri. tentang hal
itu?. Kedua faktor multiplicatively berhubungan untuk menyediakan deskripsi
motivasi, sebuah temuan yang menyoroti penyebab masalah. Jenis item 4b dan 4c
berkontribusi pada gambaran yang lebih mendalam berapa nilai karyawan topik
atau masalah, dan apakah atau tidak mereka pikir pelatihan merupakan pendekatan
yang tepat untuk itu.
Tipe 5 pertanyaan: Carilah penyebab (s) dari masalah.
5.1 Menurut
Anda, mengapa personil toko kami mengalami begitu banyak masalah pelaksanaan
program kontrol kekurangan ini?
5.2 Sementara
wanita hamil di daerah ini telah berhasil mengurangi konsumsi alkohol dan
tembakau, mereka jauh lebih sukses dalam pengendalian berat badan selama
kehamilan. Untuk apa atribut ini?
Mikrokomputer
5.3 Ketika
dibawa untuk membantu. Wilayah tenggara dalam pemecahan masalah yang bippy,
operator lapangan menghindari mikro. Manakah dari berikut ini, dari pengalaman
Anda dengan sistem dan operator, berkontribusi pada kurangnya gunakan? Rate
masing-masing sebagai berikut:
2 = faktor utama 1
= faktor 0 = tidak menjadi
faktor
a. hardware
tidak dapat diandalkan
b. perangkat lunak lemah
c. operator
tidak tahu bagaimana menggunakannya
d. operator
tidak setuju dengan pembacaan
e. yang
mikro lebih lambat dari pada memutuskan operator
f. kurangnya ketersediaan peralatan
g. terlalu
rumit untuk belajar
h. takut
bahwa komputer akan mengambil pekerjaan mereka
i. operator
kita tidak seperti komputer
j.
supervisor kami tidak mendukung penggunaan komputer
5.4 Periksa dan 5,3 di atas tempat asterisk (*) di
sebelah item yang merupakan penyebab utama dari masalah dengan penggunaan
komputer operator. Tempatkan hanya satu tanda bintang.
Komentar:
Seperti yang telah dibahas dalam Bab, 4, ada sejumlah kemungkinan penyebab
perbedaan kinerja. Jika Anda memeriksa item 5.3. Anda dapat menghubungkan
masing-masing pilihan yang berbeda penyebabnya. Sebagai contoh, 5.3a, b, e, dan
f menunjukkan hambatan lingkungan; item 5.3c & g menunjukkan keterampilan /
pengetahuan masalah; item: 5.3j menunjukkan masalah insentif dan item 5.3d, e,
h & menunjukkan bahwa perasaan karyawan mungkin berdiri di jalan sukses
menggunakan mikro dalam pemecahan masalah. Produk 5.3d & e mungkin
menunjukkan masalah lingkungan atau perasaan. Pelatihan situasi terlihat
profesional. jika responden menilai ini perlu daun bawang lebih lanjut di
pilihan sebagai penyumbang utama masalah.
Type 6 pertanyaan: Carilah informasi tentang responden.
1.1 Periksa
berikut ini apakah tersedia di meja Anda:
a. kalkulator
b. pengolah
kata
c. mikro
d. program
komputer
e. dokumentasi
f. printer
g. speakerphone
h. pertolongan pertama
1.2 Silakan
periksa kategori yang mencakup jumlah pengalaman yang Anda telah miliki dengan
perusahaan kami:
a. 1 hari
hingga 90 hari
b. 91 hari
untuk 1 tahun
c. lebih
dari 1 tahun
1.3 Silakan
periksa salah satu kursus pelatihan yang telah Anda ikuti sejak mengasumsikan
posisi pengawas dengan perusahaan ini. Periksa semua yang berlaku bagi Anda.
a. Memotivasi karyawan
b. Menetapkan tujuan
c. Manajemen dengan tujuan
d. Gaji administrasi
e. Menulis penilaian kinerja
f. Melakukan penilaian wawancara
g. Mendorong keselamatan di tempat kerja
h. Mendorong perilaku etis
i. Meningkatkan produktivitas
Tahap 5: Pertimbangkan Kritis Analisis Peristiwa.
Analisis peristiwa
penting adalah semacam pertanyaan yang juga membuat Anda dari masalah umum ke
rincian spesifik masalah kinerja. Hal ini didasarkan pada berinteraksi dengan
sumber-sumber untuk mengekstrak yang benar-benar juicy rincian pengalaman
orang. Berdasarkan kerja yang dilakukan oleh John C. Flanagan (1954), analisa
kejadian kritis adalah sistematis mencari pepatah "kisah-kisah
perang." Peristiwa penting kerja analis untuk mengorek rincian kinerja
sukses dan berhasil dalam pekerjaan.
Contoh
Mari kita kembali melalui bab ini dan melihat lima langkah
ini digunakan untuk melakukan penilaian kebutuhan untuk masalah yang dihadapi
oleh San Diego Komisi Perumahan Rakyat. Masalahnya adalah di mana-mana, dan
benar-benar menjengkelkan: ketidakmampuan penyewa dan pemeliharaan karyawan
untuk mengurangi jumlah kecoak di depan umum unit rumah.
Berikut adalah sumber, tahap, teknik dan instrumen yang
benar-benar digunakan untuk mengakhiri masalah ini, dengan beberapa editing
untuk merefleksikan apa yang telah dipelajari tentang teknik penilaian
kebutuhan sejak TNA ini dilakukan.
Pekerjaan yang Cala Mathison (Sickbert) dan Ron Crosthwaite
lakukan dengan Judith Fry, seorang manajer di Komisi Perumahan dilaporkan dalam
artikel pada tahun 1982 dalam Instructional inovator. Sementara pelatihan yang
dikembangkan mereka akhirnya membuahkan hasil yang signifikan secara statistik
(ya, lebih sedikit kecoak!). pembahasan saya kerja mereka hanya berfokus pada
upaya awal dan akhir mereka, terutama penilaian kebutuhan mereka
TNA dimulai dengan pemeriksaan data ekstan (Bab 5). Apa yang dilakukan untuk
pemeliharaan catatan pemeriksaan? penyewa surat dan panggilan 'permintaan untuk
penyemprotan hama? Analisis data masih ada terjadi secara bersamaan dengan
analisis subyek. Lihat Bab 7 untuk deskripsi subyek analisis sebagai teknik
TNA. Analisis subyek untuk proyek ini adalah para pengembang 'upaya untuk
mencari tahu apa di dunia penyewa bisa berbuat apa-kecoa kutu di unit multi
tempat tinggal. Pengembang Perumahan berkonsultasi -. Komisi ahli, dua
perusahaan pengendalian hama lokal, dan secara nasional dikenal `entomologi
dari Universitas Purdue. Sumber-sumber ini bersedia dan mampu mendefinisikan
Optimals untuk program tersebut.
Contoh langkah-langkah penilaian kebutuhan dalam TNA:
Langkah 1: Pilih Sumber untuk Penilaian Kebutuhan
Sumber-sumber untuk kebutuhan tiga tahap penilaian adalah:
• Komisi Perumahan administrator
• Komisi Perumahan pekerja pemeliharaan
• Anglo dan Hispanik penyewa perumahan
Sementara ada kelompok-kelompok etnis lainnya diwakili di
perumahan publik di San Diego. mayoritas penyewa adalah bahasa Inggris atau
yang berbahasa Spanyol.
Langkah 2: Tentukan Tahapan Penilaian dan
Langkah 3: Pilih dan Gunakan
alat TNA
Tahap 1: masih ada analisis data melalui pemeriksaan seperti
yang dijelaskan di atas.
Tahap 2: Subjek analisis masalah secara langsung dan melalui
wawancara lewat telepon seperti
yang dijelaskan di atas.
Tahap 3: Kebutuhan penilaian Perumahan Com wawancara dengan
pejabat misi ¬ (administrator dan pemeliharaan pekerja). Tahap penilaian
ditekan untuk di ¬ pembentukan tentang penyewa SEBENARNYA pengetahuan dan
keterampilan yang berkaitan dengan 'mengendalikan kecoa .--Para pejabat juga
diminta apa yang mereka anggap sebagai Penyebab dari masalah. Kebanyakan
pertanyaan wawancara Jenis 1, 2 dan 5.
Tahap 4: Kebutuhan penilaian wawancara dengan setengah lusin
penyewa. "Apa pertanyaan spesifik yang mereka miliki tentang memerangi
kecoa? Apakah mereka tahu apa yang harus dilakukan ketika pertanyaan tentang
kendali kecoa yang diajukan oleh pewawancara? Apakah mereka percaya bahwa
mereka bisa memenangkan perang melawan kecoak jika mereka memiliki informasi
dan alat-alat pengendalian hama, atau mereka melihat kecoak sebagai bagian tak
terhindarkan dari hidup apartemen? Pertanyaan wawancara Jenis 2, .3, - 4a. dan
d.
Tahap 5: Kebutuhan penilaian survei untuk memastikan apakah
penyewa berpikir, tahu dan merasa masalah. Ada juga pertanyaan-pertanyaan untuk
mencari tahu apakah penyewa merasa bahwa dengan diberi informasi dan alat-alat,
mereka bisa mengendalikan kecoa kutu. Survei ini terdiri dari Tipe 3. 4a, 4d, 5
& 6 pertanyaan. Mengapa Type 3, jika penekanannya pada penyebabnya?
Pengembang ingin mengetahui apakah para penyewa tahu apa yang mereka ketahui.
Dengan meminta mereka untuk melakukan seolah-olah mereka sudah memiliki
Optimals tentang pengendalian kecoa, Ms Mathison (Sickbert) dan Mr Crosthwaite
mampu membuat kesimpulan tentang apakah ketiadaan keahlian atau pengetahuan ini
memberikan kontribusi bagi - masalah. (Saat itu.)
Langkah 4: Membuat Produk.
Berikut adalah.
pertanyaan, didistribusikan dalam bahasa Inggris dan Spanyol, yang pergi ke
penyewa perumahan rakyat. Seorang individu dalam masing-masing bangunan
bertanggung jawab untuk mendistribusikan dan mengumpulkan cetak survei, dan
untuk menjelaskan. mereka dalam beberapa kasus di mana orang-orang bingung
dengan pertanyaan.
1. Daftar tiga jalan kecoa masuk ke rumah Anda.
2. Daftar
apa yang mungkin Anda lakukan untuk menyingkirkan kecoak keluar dari dapur
Anda.
3. Apa yang
akan terus kecoak keluar dari rumah Anda? Periksa semua item pada daftar yang
membantu menjaga rumah bebas dari kecoak.
a. Membiarkan
lampu hidup sebanyak mungkin
b. Menutup
erat wadah sampah
c. Memindahkan tanaman berbunga
d. Membersihkan remah-remah makanan dan lemak
e. Memelihara
kucing
f. Meanburi garam di daerah di mana kecoak berjalan
g. Memainkan musik keras
h. Menempatkan bawang putih di lemari
i. Cat
dinding interior
j. Mencuci
piring segera setelah digunakan
k. Mencuci
piring bhewan peliharaaan
l. Menggunakan berat, lilin di lantai mengilap
m. Meninggalkan botol amonia di dalam lemari es
n. Membersihkan
lemari secara teratur
o. Menjaga
rumah pada suhu dingin
4. Masalah
kecoak adalah masalah manajer, bukan
penyewa
Setuju .. Tidak setuju .....Tidak tahu
5. Aku tidak
akan punya masalah kecoa jika tetangga saya pengurus rumah tangga yang baik
Setuju aku ........ Tidak setuju _.. Tidak tahu
6. Aku sudah. melakukan sebanyak yang bisa saya lakukan tentang
masalah kecoa.
Setuju.........Tidak
setuju.......... Tidak tahu
7. Saya ingin mempelajari lebih lanjut tentang cara
mengendalikan kecoak.
Setuju- ......Tidak
setuju -........Tidak tahu
8. Kurasa aku bisa menyingkirkan kecoak.
Setuju .......Tidak Setuju ..........Tidak tahu
9. Topik "kecoa kontrol" adalah penting bagi saya.
Setuju ........ Tidak setuju - Tidak tahu
Langkah 5: Pertimbangkan Kritis Analisis Peristiwa.
Analisis peristiwa penting tidak terlalu bekerja dalam
situasi ini. Data ekstan dan pertanyaan Tipe 3 dalam penilaian kebutuhan untuk
memberikan gambaran yang cukup rinci dari kinerja dan pengetahuan saat ini.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1) Penilaian
kebutuhan merupakan upaya sistematis untuk mengumpulkan pendapat dan informasi
dari para pemangku kepentingan dalam hubungannya dengan semua tujuan TNA. Usaha
sistematis. "Penilaian Kebutuhan
dilakukan melalui tiga alat TNA
yakni : wawancara, survei dan interaksi kelompok kecil.
2) Ada
beberapa tujuan penilaian kebutuhan yakni
(a) Seeking optimal performance
or knowledge (b). seeking actual or current performance/knowledge (c). seeking
cause(S) of the problem from many perspectives (d) seeking solution to the
problem from many perspectives
3) Manfaat
needs assessment : a). Mengurangi Pemborosan Waktu dan Biaya, b).
Mengidentifikasi Kesulitan dan Masalah yang Dihadapi Organisasi atau Karyawan.
c). Meningkatkan Keterlibatan Karyawan d). Mengidentifikasi Training Objective
e). Mengidentifikasi Standard Pengukuan dalam Evaluasi Pelatihan.
4) Penilaian
Kebutuhan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
• Pilih
Sumber untuk Penilaian Kebutuhan ,
• Tentukan
Tahapan Penilaian.
• Pilih dan
Gunakan Alat TNA
• Buat
Produk.
• Pertimbangkan
Kritis Analisis Peristiwa
3.2 Saran
Penilaian kebutuhan merupakan salah satu teknik TNA yang
bertujuan untuk menganalisis masalah kinerja seseorang dengan cara mengumpulkan
semua informasi yang akan digunakan dalam menyusun sebuah pelatihan. Melalui
makalah ini, diharapkan kepada para pembaca dan trainer dapat memahami dan
melakukan teknik penilaian kebutuhan ini dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Irianto Jusuf. 2001. Prinsip-prinsip Dasar Manajemen
Pelatihan (Dari Analisis Kebutuhan Sampai Evaluasi Program Pelatihan). Insani Cendekia : Jakarta
Rosset, Allison dan Arwady, Joseph W. 1984. Trainning Needs
Assessment. Engewood Cliffs, New Jersey : Educational Technology Publications.
No comments:
Post a Comment